Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. akan meningkatkan produk-produk yang dimiliki untuk memacu pertumbuhan dana murah atau current account saving account (CASA) seperti tabungan. Per kuartal II/ 2022, rasio CASA emiter berkode saham BBRI itu telah mencapai 65,12 persen.
Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Aestika Oryza Gunarto mengatakan dana murah (CASA) akan terus didorong menjadi pertumbuhan DPK BRI, dimana hingga akhir Kuartal II/2022 secara year-on-year CASA BRI meningkat sebesar 13,38 persen.
Apabila dirinci, Giro tercatat tumbuh 25,63 persen dan Tabungan tumbuh 8,32 persen. Secara umum saat ini proporsi CASA BRI tercatat 65,12 persen, meningkat signifikan dibandingkan dengan CASA pada periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 59,56 persen.
“BRI akan terus meningkatkan porsi CASA ini sebagai bagian dari transformasi struktur liabilitas perseroan untuk mendukung bisnis yang berkelanjutan, yakni melalui transaction based product and services di segmen wholesale, serta penguatan fitur dan transaksi keuangan melalui Financial Super Apps BRImo,” kata Aestika kepada Bisnis, Senin (26/9/2022).
Selain itu, kata Aestika, peningkatan dana murah tak terlepas dari optimalisasi BRI terhadap 148 juta nasabah tabungan perseroan. Strategi tersebut dilakukan melalui penyediaan produk CASA BRI yang lengkap serta produk Giro.
Untuk tabungan, BRI memiliki Tabungan BRI BritAma, Simpedes dan Tabunganku. Ke depan, perseroan terus berupaya meningkatkan pengalaman pelanggan (customer experience) dengan menciptakan kembali proses bisnis melalui AgenBRILink dan BRImo.
Baca Juga
“Perseroan juga menyediakan platform pembayaran yang disesuaikan untuk menangkap potensi pertumbuhan baru melalui BRI Open API,” kata Aestika.
BRI juga telah menyiapkan beberapa strategi pertumbuhan DPK diantaranya mengakselerasi akuisisi rekening secara digital melalui Digital Saving, mendorong transaction based CASA menjadi source of fund digital ecosystem platform dan meningkatkan acceptance transaksi dengan CASA BRI di ekosistem merchant (RS, Universitas, Sekolah, Koperasi, Pesantren).
“BRI juga mengoptimalisasi BritAma FSTVL dan Panen Hadiah Simpedes sebagai umbrella campaign dan menjadi partner utama strategis pemerintah dalam penyaluran bantuan sosial non tunai,” kata Aestika.
Adapun untuk menghadirkan bunga pinjaman yang kompetitif, Aestika menjelaskan suku bunga dasar kredit dibentuk melalui beberapa variabel, antara lain HPDK (Harga Pokok Dana Kredit), biaya overhead, dan marjin.
Spread SBDK dengan suku bunga Deposito didominasi oleh komponen OHC (Overhead Cost). “Penurunan OHC terus diupayakan dengan efisiensi dan digitalisasi bisnis proses dalam penyaluran kredit,” kata Aestika.