Bisnis.com, JAKARTA — Emiten sektor pembiayaan PT Mandala Multifinance Tbk. (MFIN) masih mampu mempertahankan tren penyaluran pembiayaan baru tetap positif di tengah munculnya beragam tantangan, terutama akibat fenomena keterbatasan stok sepeda motor.
Direktur Bisnis Mandala Finance Christel Lasmana menjelaskan bahwa tantangan yang dihadapi para pelaku industri multifinance tidak terlepas dari dampak gejolak ekonomi global terkini, seperti lonjakan inflasi, kenaikan suku bunga acuan, dan kenaikan harga BBM.
"Kondisi ini ternyata cukup berdampak kepada daya beli masyarakat. Selain itu, sejak awal 2022 juga ada keterbatasan stok unit motor di pasaran, sehingga pencairan dana dan penyaluran kredit ke konsumen baru tertunda. Tapi akhirnya Mandala Finance masih mampu menyalurkan Rp4 triliun per September 2022, naik 13,5 persen [yoy] dari periode sama tahun lalu," ujarnya ketika dihubungi, Selasa (18/10/2022).
Sebagai perbandingan, sepanjang tahun lalu emiten berkode MFIN ini mencatatkan pembiayaan baru Rp5 triliun. Mandala Finance masih menargetkan pertumbuhan pada akhir tahun nanti menyentuh Rp6,8 triliun atau tumbuh lebih dari 30 persen yoy.
Perusahaan pembiayaan yang berdiri sejak 21 Juli 1997 ini pun masih berfokus pada bisnis pembiayaan sepeda motor, elektronik, furnitur, dan pembiayaan multiguna lainnya. Lini bisnis pembiayaan sepeda motor besutan MFIN merupakan unit motor baru maupun bekas dari segala merek.
Menghadapi periode akhir tahun, MFIN akan mengandalkan 500 jaringan offline di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, hingga Papua, serta jaringan online melalui platform Mantis. Terlebih, pangsa pasar terbesar MFIN pun berada di kawasan Indonesia Tengah dan Indonesia Timur.
Baca Juga
Menurut Christel, pemain bisnis pembiayaan masih punya peluang bertumbuh, tak terkecuali bagi Mandala Finance, didorong semakin banyak masyarakat di seluruh wilayah Tanah Air yang kondisi keuangannya telah kembali normal, seiring pemulihan ekonomi nasional yang berjalan begitu pesat.
"Tentu kami tidak melihat berbagai tantangan ini sebagai hal yang mudah, ya. Namun, kami tetap fokus dalam meningkatkan kinerja bisnis untuk terus menjangkau dan melayani lebih banyak konsumen di Indonesia yang membutuhkan pembiayaan, tentunya dengan tetap menyalurkan sesuai dengan risk management kami," tambahnya.
Adapun, berdasarkan laporan keuangan MFIN semester I/2022, total aset mampu tumbuh dua digit, tepatnya 12 persen (year-to-date/ytd) menjadi Rp6 triliun ketimbang tutup buku periode 2021 senilai Rp5,3 triliun.
Sementara itu, laba bersih MFIN pun tumbuh 66 persen yoy menjadi Rp314,8 miliar per Juni 2022 ketimbang periode sama tahun lalu senilai Rp189,2 miliar. Kinerja ini salah satunya terdorong kenaikan total pendapatan menjadi Rp1,05 triliun per Juni 2022, dari sebelumnya Rp828 miliar per Juni 2021.