Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN (BBTN) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS) membukukan pertumbuhan laba pada kuartal III/2022 yang tak kalah tinggi dibandingkan bank jumbo.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal III/2022, BTN mencatatkan pertumbuhan laba 50,11 persen menjadi Rp2,28 triliun. Kenaikan laba bersih ditopang oleh terjaganya struktur biaya dana atau cost of fund (CoF). Tercatat, CoF dari emiten bank bersandi BBTN ini turun dari level 3,28 persen menuju 2,36 persen pada akhir September 2022.
Hal ini pun mendorong margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) meningkat secara tahunan dari 3,52 persen ke posisi 4,5 persen.
BSI juga membukukan pertumbuhan laba bersih 42 persen yoy pada kuartal III/2022 menjadi Rp3,21 triliun.
Pertumbuhan laba ini terlihat dari rasio profitabilitas perusahaan yang moncer. BSI mencatat tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) menjadi 2,08 persen pada kuartal III/2022 atau naik 38 basis poin (bps) dibandingkan dengan posisi September 2021.
Kemudian, tingkat pengembalian modal (return on equity/ROE) mencapai 17,44 persen per September 2022 atau naik 362 bps.
Baca Juga
Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho mengatakan kinerja laba bersih BSI ini merupakan buah merger. "Kinerja rasio keuangan mampu memperoleh capaian baru sebelum BSI menjadi satu," katanya dalam paparan kinerja BSI kuartal III/2022, beberapa waktu lalu.
Sebagaimana diketahui BSI merupakan peleburan dari PT Bank Mandiri Syariah, PT BNI Syariah, dan PT BRI Syariah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara memberikan izin merger tiga anak usaha bank BUMN tersebut pada 27 Januari 2021.
Adapun kinerja laba BSI diiringi oleh turunnya CoF sebesar 54 bps dari 2,1 persen per September 2021 menjadi 1,56 persen per September 2022.
"Merger juga menghasilkan efisiensi yang lebih baik bagi BSI," ujar Cahyo.
Sedangkan, sejumlah bank jumbo telah mencatatkan pertumbuhan laba yang kuat pada kuartal III/2022. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) misalnya, meraih laba bersih sebesar Rp13,7 triliun pada kuartal III/2022, naik 76,8 persen yoy.
Lalu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatatkan laba bersih konsolidasi Rp30,7 triliun atau tumbuh 59,4 persen secara tahunan pada kuartal III/2022.
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga bersama dengan entitas anak tercatat membukukan laba bersih sebesar Rp29 triliun sampai dengan kuartal III/2022. Angka ini meningkat 24,8 persen yoy.