Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah Kabar Penjualan, Astra Life Laporkan Rugi Rp101,69 Miliar

PT Asuransi Jiwa Astra Life (Astra Life) membukukan rugi setelah pajak sebesar Rp101,69 miliar per 30 September 2022.
Karyawati beraktivitas di kantor PT Asuransi Jiwa Astra (Astra Life) di Jakarta, Selasa (11/10/2022). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati beraktivitas di kantor PT Asuransi Jiwa Astra (Astra Life) di Jakarta, Selasa (11/10/2022). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan asuransi jiwa PT Asuransi Jiwa Astra Life (Astra Life) membukukan rugi setelah pajak sebesar Rp101,69 miliar per 30 September 2022. Rugi tersebut menanjak 13,7 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama 2021 dengan rugi mencapai Rp89,4 miliar.

Mengutip laporan keuangan Astra Life pada Senin (7/11/2022), membengkaknya rugi Astra Life dalam 9 bulan pertama 2022 salah satunya disebabkan jumlah beban klaim dan manfaat yang meningkat 11,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp3,11 triliun menjadi Rp3,48 triliun.

Sementara itu, Astra Life juga mencatatkan penurunan pada klaim dan manfaat dibayar menjadi Rp505,83 miliar dari sebelumnya bernilai Rp523,67 miliar pada kuartal III/2021.

Meski demikian, Presiden Direktur Astra Life Windawati Tjahjadi menyampaikan bahwa anak usaha PT Astra International Tbk. (ASII) itu masih mencatatkan tren positif yang terlihat dari aset serta pendapatan premi bruto yang menunjukkan pertumbuhan.

Dari sisi pendapatan premi bruto, Astra Life mengalami pertumbuhan sebesar 2,4 persen yoy dari Rp4,04 triliun menjadi Rp4,14 triliun. Alhasil, jumlah pendapatan premi perusahaan naik 1,4 persen yoy menjadi Rp3,8 triliun, dari semula bernilai Rp3,75 triliun. Dari sana, jumlah pendapatan yang dimiliki Astra Life terkoreksi 0,9 persen yoy menjadi Rp3,85 triliun pada kuartal III/2022.

“Menghadapi situasi ekonomi global dan nasional yang masih bisa dikatakan cukup fluktuatif, tren positif ini merupakan buah dari pondasi bisnis Astra Life yang dibangun secara kuat sehingga dapat mencapai profitabilitas yang sustainable,” kata Windawati dalam keterangan tertulis, Senin (7/11/2022).

Selanjutnya, dari sisi aset, Astra Life mengalami pertumbuhan sebesar 9,3 persen yoy. Aset perusahaan naik menjadi Rp7,5 triliun dari sebelumnya bernilai Rp6,87 triliun.

Pertumbuhan juga terjadi pada jumlah liabilitas mencapai Rp6,8 triliun, naik 11,04 persen dibandingkan kuartal III/2021 yang bernilai Rp6,13 triliun. Namun, jumlah ekuitas menyusut 5,4 persen yoy menjadi Rp702,58 miliar.

Windawati menyampaikan hingga kuartal III/2022, Astra Life telah memenuhi komitmen dan tanggung jawabnya melalui pembayaran klaim senilai Rp517 miliar (tidak termasuk manfaat penutupan polis). Namun, Astra Life tetap mampu melampaui tingkat solvabilitas (risk based capital/RBC) yang berada di angka 268 persen, jauh di atas ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan minimal 120 persen.

Menjelang akhir tahun, Windawati menyatakan Astra Life masih akan terus berfokus pada upaya menyediakan kebutuhan perlindungan jiwa yang menyeluruh untuk semua segmen masyarakat dengan ekspansi di berbagai kanal distribusi, termasuk pengembangan produk syariah yang sudah dilakukan secara konsisten sejak awal 2019.

“Kami optimis Astra Life masih akan terus mencapai ketinggian baru dan konsisten untuk bertumbuh di atas rata-rata industri,” pungkasnya.

Astra Life Dikabarkan Dijual

Sebelumnya berdasarkan kabar Bloomberg, PT Astra International Tbk. (ASII) disebut tengah mempertimbangkan opsi penjualan unit bisnis asuransi jiwanya dengan potensi raihan dana hingga US$500 juta atau setara Rp7,5 triliun (kurs Rp15.000 per dolar AS).

Mengutip Bloomberg, Selasa (27/9/2022), konglomerasi Grup Astra tengah bekerja sama dengan penasihat keuangan untuk mengevaluasi ulang PT Asuransi Jiwa Astra, kata orang-orang yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena prosesnya bersifat pribadi.

Selain penjualan penuh, opsi lain yang sedang dipertimbangkan termasuk penjualan sebagian dan mendirikan usaha patungan, kata sumber Bloomberg tersebut.

Kesepakatan juga dapat melibatkan apa yang disebut kemitraan bancassurance, di mana perusahaan asuransi dapat menjual produknya di cabang bank dan saluran ritel lainnya untuk jangka waktu tertentu, tambah mereka.

Astra lanjutnya, tengah mencari penilaian US$300 juta hingga US$500 juta untuk perusahaan asuransi jiwa dalam sebuah transaksi. Diskusi masih dalam tahap awal dan Astra masih bisa memutuskan untuk mempertahankan aset tersebut.

Didirikan pada 2014, Astra Life menawarkan produk-produk termasuk asuransi jiwa konvensional, kesehatan dan kecelakaan, serta asuransi jiwa syariah, menurut situs jaringannya.

Perusahaan memiliki premi tertulis bruto sebesar Rp5,7 triliun (US$377 juta) dan total aset sebesar Rp7,1 triliun dan melayani 3,5 juta orang pada akhir tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper