Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan peer-to-peer lending KoinWorks menyampaikan bahwa dinamika ekonomi dan ketegangan geopolitik memicu keterlambatan pengembalian pinjaman oleh borrower.
Chief Executive Officer & Co-Founder KoinWorks Benedicto Haryono menuturkan bahwa saat ini, KoinWorks terus mengkalkulasi performa pengembalian kredit produktif yang disalurkan. Meski demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi ekonomi yang saat ini penuh dinamika menjadi salah satu faktor terlambatnya pengembalian pinjaman.
Jika dilihat dari sisi perbaikan, Benedicto menerangkan untuk produk KoinBisnis, yaitu berupa pinjaman untuk modal usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), terdapat perbaikan dari sisi outstanding dari Agustus ke September 2022.
“Penerima pendanaan KoinWorks atau borrowers saat ini merupakan UMKM digital dari berbagai industri, antara lain yang mendominasi adalah food & beverage, perdagangan, dan jasa. Hingga saat ini, pengembalian kredit yang telah diterima merata dari semua industri,” ujar Benedicto kepada Bisnis, Rabu (9/11/2022).
Dari sisi tingkat keberhasilan, perusahaan teknologi finansial (tekfin) yang didirikan pada 2016 itu tercatat memiliki tingkat keberhasilan penyelesaian kewajiban pinjam-meminjam (TKB90) di angka 93 persen.
“[Per September 2022] TKB90 KoinWorks mengalami perbaikan dibandingkan bulan sebelumnya sekitar 1 persen, yang mengindikasikan performa pengembalian pendanaan sehat,” ujarnya.
Baca Juga
Untuk diketahui, TKB90 merupakan angka yang menunjukan seberapa baik performa pengembalian pinjaman. Dengan kata lain, semakin tinggi persentase TKB90 yang tertera, maka semakin baik pula penyelenggaraan pinjam-meminjam yang dijalankan.
Mengutip dari laman resmi KoinWorks pada Rabu (9/11/2022), per September 2022, KoinWorks telah memiliki 2.043.371 pengguna dengan total AUM mencapai Rp2 triliun. Sejak berdiri, total pinjaman yang diberikan KoinWorks mencapai Rp12,92 triliun. Adapun, total pinjaman tahun ini bernilai Rp6 triliun.