Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Insurtech Asal Singapura Sempat Mau Akuisisi WanaArtha Life, Kenapa Batal?

Insurtech asal Singapura yakni OEC Singapore Private Limited Pte Ltd sempat ingin mengakusisi WanaArtha Life dan menyehatkan perusahaan.
Presiden Direktur WanaArtha Life Adi Yulistianto./Antara- HO
Presiden Direktur WanaArtha Life Adi Yulistianto./Antara- HO

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan insurtech asal Singapura yakni OEC Singapore Private Limited Pte Ltd dikabarkan sempat ingin membantu menyehatkan PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha (WanaArtha Life) atau PT WAL. Namun demikian rencana ini dipastikan tidak berlanjut seiring dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mencabut izin usaha PT WAL.

Presiden Direktur WanaArtha Life Adi Yulistanto mengatakan, pada bulan Oktober hingga awal Desember 2022 ini sempat ada perusahaan insurtech asal Singapura yang sudah datang melakukan presentasi di hadapan OJK. Dalam presentasi ini calon investor asal Singapura berencana membentuk platform digital insurance.

“Namun setelah melakukan pertemuan dengan OJK, ternyata kedua belah pihak tidak menemukan waktu yang tepat untuk melanjutkan pembicaraan, sehingga OJK memutuskan untuk mencabut izin usaha WanaArtha Life,” ujar Adi dalam konferesni pers, Rabu (7/12).

Adi melanjutkan, calon investor Singapura tersebut berencana untuk membentuk digital insurance dengan satu kali sentuh. Menurutnya, calon investor ini merasa percaya diri dengan konsep yang disampaikan kepada OJK tersebut karena pasar Indonesia dinilai merupakan pasar terbesar ke dua di dunia.

“WanaArtha dipilih oleh calon investor tersebut karena memiliki 29.000 nasabah yang terdaftar, mereka melihat ini cukup besar potensinya, dan melihat jumlah populasi penduduk Indonesia. Rencananya nanti ini akan terbuka untuk siapa aja apabila WanaArtha bisa diselesaikan,” ujar Adi.

Sebelum membawa investor, Adi menyebutkan bahwa jajaran manajemen baru WanaArtha Life sempat menyurati pemegang saham sebanyak 3 kali untuk melakukan setoran modal dalam upaya untuk menyehatkan perusahaan. Namun pemegang saham hanya menanggapi menunggu keputusan berkekuatan hukum tetap.

“Dalam kasus WanaArtha ini, setoran modal sangat dibutuhkan. Selama setoran modal tidak diberikan maka akan sulit bagi perusahaan untuk disehatkan kembali,” ujar Adi.

Di sisi lain, manajemen menyebutkan jumlah kewajiban yang harus dibayarkan kepada nasabah sebesar Rp15,7 triliun. Sementara itu, nilai aset perusahaan saat ini tidak mencapai angka Rp1 triliun. Upaya penegakan hukum diharapkan jadi solusi memperkecil kerugian. 

“Kami percaya Bareskrim akan mengungkap kejahatan keuangan ini, harapan kami adalah dana nasabah yang sempat digunakan untuk selain kepentingan pemegang polis bisa terungkap kemana larinya, sehingga gap yang ada saat ini bisa semakin kecil untuk menutup kewajiban kepada para pemegang polis,” ujar Adi.

Sebagaimana diketahui, aset WanaArtha Life untuk pembukuan keuangan terakhir pada tahun 2021 berada di bawah Rp100 miliar untuk aset tanah bangunan maupun benda bergerak seperti kendaraan. Namun secara valuasi independen nilai ini berada di atas Rp50 miliar. Sementara terkait aset berupa lainnya, terdapat jaminan kurang lebih sebesar Rp170 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper