Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aset Unit Usaha Syariah BTN Tembus Rp45 Triliun pada 2022

Unit usaha syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) atau BTN Syariah mencatatkan aset tembus Rp45 triliun sepanjang 2022.
Suarana di kantor Bank BTN unit syariah. / Bisnis-Dedi Gunawan
Suarana di kantor Bank BTN unit syariah. / Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Unit usaha syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) atau BTN Syariah mencatatkan aset tembus Rp45 triliun sepanjang 2022.

Direktur Consumer BTN Hirwandi Gafar memberi sinyal bahwa sepanjang 2022, BTN telah memiliki aset mencapai Rp400 triliun. Menyusul pertumbuhan tersebut, unit usaha syariah BTN tercatat membukukan pertumbuhan hingga 18 persen.

"Dan juga Alhamdulillah di unit usaha syariah BTN asetnya juga tumbuh luar biasa 17 sampai 18 persen sehingga saat ini sudah mencapai 45 triliun," jelasnya saat memberikan sambutan dalam agenda peresmian kantor cabang BTN Syariah di Pontianak, yang dipantau secara virtual pada Rabu (15/2/2023).

Untuk terus mendukung pertumbuhan tersebut, Gafar melanjutkan, pihaknya akan membangun komunitas ekosistem yang baik pada sektor pembiayaan rumah hingga institusi pendidikan.

"Fokus BTN ada di perumahan, tentu rekan-rekan mitra, pengembang, dan kontraktor dan yang selama ini di support dalam hal pembiayaan baik itu perumahan maupun ekosistem perumahan ini akan terus kita kembangkan," tambah Hirwandi.

Tak berhenti sampai disitu, ke depan BBTN juga akan membentuk ekosistem bisnis pada sektor kesehatan seperti pembangunan rumah sakit hingga renovasi rumah sakit dan lainnya.

"Nah ada akad syariah yang bisa dimanfaatkan oleh bapak ibu semua yaitu IMBT (Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik) akadnya, jadi bapak ibu yang sudah memiliki aset itu bisa dijadikan untuk di lakukan kerjasama dengan BTN yang nantinya akan kita berikan pembiayaan. Dan itu sistemnya sewa, jadi nanti di waktu misalnya 3 atau 5 tahun seiring berakhirnya masa itu kembali lagi asetnya kepada bapak ibu semua," tutupnya.

BTN sendiri rencananya akan segera menyampaikan laporan keuangannya  yang telah diaudit.  Sedangkan hingga kuartal III/2022, fee based income tercatat tumbuh 21,13 persen yoy menjadi Rp970 miliar. BTN sendiri memperoleh laba bersih pada kuartal III/2022 sebesar Rp2,28 triliun.

Hingga September 2022, BTN membukukan dana pihak ketiga (DPK) Rp312,84 triliun atau naik 7,41 persen secara tahunan pada kuartal III/2022. Peningkatan diikuti oleh perolehan dana murah (current account saving account/CASA) yang naik 18,7 persen menjadi Rp120,96 triliun.

Penyaluran kredit emiten dengan kode saham BBTN sampai dengan akhir September 2022 mencapai Rp289,6 triliun atau meningkat 7,18 persen yoy. Penyaluran kredit perumahan masih mendominasi total kredit perseroan pada kuartal III/2022.

Penyaluran kredit perumahan yang disalurkan BBTN tercatat mencapai Rp256,48 triliun hingga akhir September 2022. Dari jumlah tersebut, KPR subsidi mendominasi dengan nilai Rp140,97 triliun atau bertumbuh 8,46 persen secara tahunan.

Sementara itu, KPR non-subsidi tumbuh 6,4 persen menjadi Rp87,11 triliun pada kuartal III/2022. Kenaikan kredit berdampak langsung pada pendapatan bunga bersih yang tumbuh 31,84 persen yoy menjadi Rp11,54 triliun.

Prospek BTN tahun juga gemilang seiring dengan dukungan bahan bakar berwujud suntikan modal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) dan rights issue pada akhir 2022. Dalam aksi korporasi tersebut, perseroan membukukan dana sebesar Rp4,13 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Alifian Asmaaysi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper