Bisnis.com, JAKARTA — PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat terjadinya penurunan perusahaan pembiayaan (multifinance) alias leasing dalam menerbitkan surat utang (obligasi) pada tiga bulan pertama 2023.
Kepala Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan Pefindo Danan Dito mengatakan penerbitan surat utang oleh industri multifinance pada kuartal I/2023 menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan data Pefindo, industri multifinance menerbitkan surat utang senilai Rp9,67 triliun pada kuartal I/2023, turun dibandingkan dengan kuartal I/2022 yang mampu mencapai Rp14,00 triliun. Alhasil, penerbitan tersebut menyusut hingga 30,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
“Meskipun demikian, kontribusi penerbitan surat utang oleh industri multifinance tetap dominan dan menjadi yang tertinggi selama kuartal I/2023,” kata Danan kepada Bisnis, Rabu (24/5/2023).
Danan menjelaskan bahwa turunnya penerbitan surat utang oleh industri multifinance lantaran dipengaruhi oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi yang akan sedikit melambat karena kondisi tahun pemilu, sehingga rencana ekspansi pendanaan juga lebih terbatas.
Selain itu, imbuh Danan, kondisi suku bunga yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun lalu, yang membuat biaya pendanaan menjadi lebih mahal juga mempengaruhi rencana ekspansi perusahaan multifinance.
Baca Juga
“Oleh karena itu, kami melihat lingkungan bunga tinggi masih menjadi faktor risiko bagi penerbitan surat utang di tahun 2023,” tuturnya.
Selain faktor suku bunga, Pefindo melihat front-loading penerbitan adalah alasan lain mengapa penerbitan selama kuartal I/2023 turun.
Danan melihat banyak perusahaan multifinance telah menerbitan surat utang di tahun lalu. Menurutnya, sejumlah pemain leasing memanfaatkan lingkungan bunga yang rendah guna meraih pendanaan untuk ekspansi dan juga untuk mengganti surat utang yang jatuh tempo.
“Mereka telah mengumpukan dana yang cukup di tahun lalu. Sebagai hasilnya, mereka tidak terlalu agresif menerbitkan surat utang di awal tahun ini,” terangnya.
Secara keseluruhan, Pefindo mencatat penerbitan surat utang yang terjadi di industri pada kuartal I/2023 mengalami kontraksi hingga 31,1 persen yoy. Artinya, menyusut dari Rp40,35 triliun per Maret 2022 menjadi Rp27,79 triliun per akhir Maret 2023.