Bisnis.com, JAKARTA — Laba bersih emiten bank berpelat merah atau himpunan bank milik negara (Himbara) melandai pada April 2023 secara bulanan. Meski begitu, keempat emiten ini dinilai masih prospektif.
Berdasarkan riset Samuel Sekuritas, empat bank Himbara yakni PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) kompak mencatatkan penyusutan laba bersih pada April 2023 secara bulanan (month-on-month/MoM). Namun, secara tahunan masih tumbuh, kecuali BBTN.
BRI telah meraup laba bersih Rp17,1 triliun hingga April 2023 dan tumbuh 18,1 persen secara tahunan (year on year/yoy). Namun, laba bank susut 40,1 persen secara bulanan.
Penyusutan laba secara bulanan BRI ini didorong oleh kenaikan biaya provisi 423,1 persen MoM jadi Rp10,3 triliun per April 2023. Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) bank pun susut 0,3 persen MoM jadi Rp35,1 triliun.
Sementara Bank Mandiri telah meraup laba bersih Rp14,7 triliun pada April 2023 dan tumbuh 21,6 persen yoy. Namun, secara bulanan laba bersih BMRI turun 3,6 persen.
Kemudian, laba bersih BNI mencapai Rp6,8 triliun per April 2023, naik 14,9 persen yoy. Namun, laba BBNI susut 21,6 persen MoM. Pendapatan bunga bersih BBNI sendiri susut 10,2 persen MoM jadi Rp13,5 triliun pada periode empat bulan pertama tahun ini.
Sementara itu, BBTN meraup laba bersih Rp900 miliar pada empat bulan pertama tahun ini. Laba BBTN itu turun 6,7 persen secara tahunan. Sementara, secara bulanan laba bersih BBTN anjlok 49,8 persen.
Baik secara tahunan dan bulanan, BBTN mencatatkan penyusutan pendapatan bunga bersih. Tercatat pada pos ini turun 15,4 persen secara tahunan dan 12,2 persen secara bulanan.
Meski begitu, Samuel Sekuritas masih mempertahankan peringkat overweight di sektor perbankan dengan dua emiten bank BUMN yakni BBNI dan BBRI sebagai pilihan utama.
"BBNI telah melakukan perombakan internal yang mengesankan, yang seharusnya mengarah pada kualitas aset yang lebih baik," kata Analis Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi dan Brandon Boedhiman dalam risetnya dikutip Bisnis pada Senin (12/6/2023).
Sementara BBRI menurut riset Samuel Sekuritas diperkirakan bisa membukukan pertumbuhan kredit dua digit pada keseluruhan tahun ini.
Berdasarkan riset BNI Sekuritas, laba bersih BBRI juga susut 40 persen secara bulanan per April 2023. "Terutama karena kenaikan beban provisi," kata analis BNI Sekuritas Yulinda Hartanto.
Biaya provisi BBRI pada April 2023 tumbuh sebesar 3 persen yoy dan membengkak 5 kali lipat MoM. Menurut Yulinda, hal ini terjadi karena upaya untuk membebani di awal (front load) atas biaya kredit.
Biaya kredit atau cost of credit bank per April 2023 pun naik, mencapai 2,9 persen di atas target konsolidasi secara keseluruhan 2,2 persen hingga 2,4 persen.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.