Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Margin Bunga Bersih Bank Digital Dalam Tren Penyusutan, Namun Tetap Paling Tinggi

Bank digital terindikasi mengalami tren penyusutan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) per April 2023.
Ilustrasi daftar bank digital di Indonesia/Freepik
Ilustrasi daftar bank digital di Indonesia/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – Bank digital terindikasi mengalami tren penyusutan margin bunga bersih net interest margin (NIM) per April 2023. Meski begitu, bank digital tetap menjadi pendulang margin bunga bersih tertinggi dibandingkan bank lainnya.

Berdasarkan riset Samuel Sekuritas, empat emiten bank digital yakni PT Bank Jago Tbk. (ARTO), PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO), dan PT Bank Aladin Syariah Tbk. (BANK) dilaporkan mencatatkan penyusutan NIM per April 2023 sebesar 291 basis poin (bps) secara bulanan Month-on-Month (MoM). Rata-rata NIM keempat bank digital itu mencapai 11,1 persen per April 2023.

"Hal ini dikarenakan dampak kenaikan suku bunga yang lebih parah pada mereka," tulis Analis Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi dan Brandon Boedhiman dalam risetnya dikutip Bisnis pada Kamis (15/6/2023).

ARTO misalnya mencatatkan penurunan NIM 33 bps per April 2023 secara bulanan. Kemudian, NIM BBYB susut 11 bps, BANK 60 bps, dan AGRO 6 bps secara bulanan. 

Meski begitu, NIM bank digital ini tetap menjadi terbesar dibandingkan bank lainnya. NIM BBYB misalnya mencapai 18,98 persen, NIM ARTO capai 11,56 persen, dan NIM BANK capai 10,49 persen per April 2023.

Dibandingkan bank jumbo, NIM bank digital itu jauh di atasnya. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) misalnya mampu meraup NIM 6,97 persen per April 2023 dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mempunyai NIM 5,2 persen.

Sebelumnya, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan NIM di bank digital itu tinggi karena bank digital mematok suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan bank konvensional. 

"Yang menyebabkan tingkat tingginya NIM adalah tingkat suku bunga, selain itu likuiditas yang dimiliki bank. Jadi kalau melihat bank-bank digital itu jauh lebih tinggi wajar karena mereka mematok suku bunga tinggi," ujarnya kepada Bisnis.

Dia mengungkapkan bank digital mendapatkan pendanaan di tingkat suku bunga simpanan yang tinggi, kemudian melempar suku bunga pinjaman kepada debitur yang juga di atas rata-rata industri. Alhasil, NIM pun lebih tinggi dibandingkan bank-bank raksasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper