Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Nationalnobu Tbk. atau Bank Nobu (NOBU) milik taipan James Riady tak akan membagikan dividen kepada pemilik sahamnya pada tahun ini dan akan menggunakan labanya untuk memperkuat modal.
Bank memang telah meraup laba bersih sebesar Rp103,84 miliar pada tahun buku 2022. Namun, berdasarkan keputusan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar pekan lalu (15/6/2023), emiten bank berkode NOBU itu tak akan memakai labanya itu untuk membagikan dividen.
"Menyetujui bahwa perseroan tidak membagikan dividen," tulis Manajemen Bank Nobu dalam keterbukaan informasi pada Senin (19/6/2023).
Bank Nobu akan memakai laba bersih yang diperoleh pada tahun buku 2022 itu untuk memperkuat modal sebesar Rp98,84 miliar. Sisanya yakni Rp5 miliar akan disisihkan untuk dana cadangan.
Sebagaimana diketahui, Bank Nobu telah meraup laba Rp103,84 miliar pada 2022, naik 61,79 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan capaian laba periode sebelumnya Rp64,18 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, laba bersih Bank Nobu itu terdorong oleh kinerja pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) Bank Nobu yang naik 25,37 persen yoy menjadi Rp659,09 miliar pada 2022.
Baca Juga
Pada awal tahun ini atau kuartal I/2023, Bank Nobu juga telah mencatat total laba bersih sebesar Rp29,35 miliar.
Sementara itu, RUPST Bank Nobu tidak hanya memutuskan penggunaan laba bersih. RUPST Bank Nobu juga memutuskan untuk menerima laporan pertanggungjawaban realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum Terbatas (PUT) dalam rangka Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) II yang telah dilaksanakan pada awal 2023.
Kemudian, RUPST Bank Nobu telah memutuskan untuk mengangkat kembali dan menetapkan susunan anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan Komisaris Independen.
RUPST Bank Nobu itu digelar seiring dengan rencana merger Bank Nobu bersama PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae telah mengonfirmasi rencana merger kedua bank milik konglomerat tersebut.
Menurut Dian, sampai saat ini proses merger NOBU dan BABP terus berlanjut dengan manajemen kedua bank telah melakukan beberapa tahapan sebagai bagian dari proses merger sesuai timeline.
"Tahapan saat ini sedang dalam proses penetapan konsultan penilai untuk selanjutnya menuju legal merger," katanya dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, Corporate Secretary Bank Nobu Mario Satrio sempat mengatakan rencana sinergi yang dilakukan dengan BABP akan membawa dampak positif terhadap kinerja perseroan.
"Setiap corporate action yang dilakukan perseroan sejalan dengan POJK [Peraturan OJK] Konsolidasi Bank Umum dan bertujuan untuk mendukung pengembangan volume usaha perseroan dalam jangka panjang guna mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan," kata Mario.