Bisnis.com, JAKARTA— Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) optimistis industri asuransi syariah akan terus tumbuh hingga akhir tahun 2023.
Pada kuartal I/2023, aset asuransi syariah mencapai Rp45,2 triliun atau mengalami kenaikan 3,33 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni Rp43,8 triliun.
Sementara itu kontribusi neto naik 17,93 persen pada kuartal I/2023 menjadi Rp2,54 triliun dari Rp2,16 triliun pada kuartal I/2022.
“Kami berharap bahwa dari Maret hingga akhir tahun 2023 ini kami optimistis asuransi syariah masih tetap tumbuh,” kata Ketua Umum AASI Rudi Kamdani di Jakarta, Kamis (27/7/2023).
Rudi juga menyinggung terkait POJK Nomor 11 Tahun 2023 tentang Pemisahan Unit Syariah Perusahaan Asuransi dan Reasuransi pasal 15 yang mencantumkan bahwa lembaga keuangan syariah wajib memprioritaskan produk-produk syariah.
Dia mengatakan bahwa pihaknya berharap lebih dari itu. Menurutnya proyek-proyek yang dibiayai oleh pembiayaan secara syariah juga harus menggunakan produk-produk syariah.
“Ini sudah digaungkan juga oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin agar proyek-proyek pemerintah dengan pembiayaan syariah diwajibkan menggunkan produk-produk syariah,” katanya.
Tidak hanya itu dia juga berharap dengan adanya penggunaan elektronik juga dapat membantu pertumbuhan industri.
Misalnya dengan sudah diperbolehkannya menggunakan e-policy, tetapi masih diwajibkan untuk mengirimkan ikhtisar dari polis itu sendiri. “Diharapkan e-policy ini bisa menghadirkan bisnis yang lebih efektif,” katanya.