Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. telah membukukan laba bersih Rp26,9 miliar pada paruh pertama tahun ini atau semester I/2023, naik 27,06 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp21,17 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, Bank Muamalat memang mencatatkan penurunan pendapatan setelah distribusi bagi hasil 26,75 persen yoy menjadi Rp123,66 miliar pada semester I/2023.
Namun, bank tidak lagi mencatatkan kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) pada semester I/2023 dibandingkan dengan catatan impairment pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp42,73 miliar.
Sejumlah beban pun menyusut. Beban tenaga kerja misalnya turun 6,14 persen yoy menjadi Rp298 miliar. Beban lainnya turun 19,08 persen yoy menjadi Rp245,31 miliar. Kemudian, beban operasional lainnya turun 5,6 persen yoy jadi Rp41,59 miliar pada Juni 2023.
Sejalan dengan pertumbuhan laba, Bank Muamalat mencatatkan pertumbuhan aset 6,7 persen yoy menjadi Rp63,9 triliun. Pencapaian aset ini menjadi yang terbesar sepanjang sejarah bank.
Direktur Utama Bank Muamalat Indra Falatehan mengatakan total aset tersebut didorong oleh peningkatan pembiayaan yang tumbuh 7,8 persen yoy menjadi sebesar Rp20,4 triliun. Pertumbuhan tertinggi pembiayaan tercatat pada pembiayaan berbagi hasil (musyarakah) yang tumbuh 22,3 persen yoy.
“Hasil ini menjadi indikator penting bahwa turnaround plan Bank Muamalat berjalan dengan lancar. Di tengah situasi bisnis yang menantang, Bank Muamalat mampu mewujudkan pertumbuhan bisnis yang sehat dan profit berkesinambungan,” ujarnya dalam keterangan tertulis pada Rabu (16/8/2023).
Akan tetapi, rasio pembiayaan bermasalah (nonperforming financing/NPF) gross Bank Muamalat naik dari 2,22 persen pada Juni 2022 menjadi 2,7 persen pada Juni 2023. Sementara NPF nett bank turun dari 0,66 persen pada Juni 2022 menjadi 0,65 persen pada Juni 2023.
Adapun, Bank Muamalat telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp47,6 triliun, tumbuh sebesar 5,2 persen yoy. Bank juga mencatatkan komposisi dana murah atau current account savings account (CASA) mencapai Rp20,7 triliun.