Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hasil Investigasi Pinjol Adakami Terhadap Kabar Bunuh Diri Nasabah di Baturaja

Pinjol Adakami menyebutkan telah memeriksa data nasabah nasional untuk menemukan kebenaran kabar viral, namun sejauh ini perusahaan belum memperoleh hasil.
Direktur Utama PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) Bernardino Moningka Vega Jr (kanan) menyampaikan paparan didampingi Government Relations Manager AdaKami Anna Urbinas saat kunjungan ke redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Senin (2/10/2023)./Bisnis - Suselo Jati.
Direktur Utama PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) Bernardino Moningka Vega Jr (kanan) menyampaikan paparan didampingi Government Relations Manager AdaKami Anna Urbinas saat kunjungan ke redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Senin (2/10/2023)./Bisnis - Suselo Jati.

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan peer to peer (P2P) lending PT Pembiayaan Digital Indonesia alias pinjaman online (pinjol) AdaKami menyebutkan terus melakulan investigasi terkait kabar viral dugaan nasabah bunuh diri karena tekanan dari debt collector. Termasuk dugaan nasabah viral tersebut berasal dari Baturaja, 

Namun dari penelusuran internal tersebut masih belum ditemukan informasi yang mengacu kepada nasabah dengan plafond, tenor kredit dan pelaporan kematian seperti yang tersampaikan di media sosial. 

“Dugaan bunuh diri masih kami tunggu [perkembangan informasinya], kami sudah periksa [data nasabah di] Baturaja, tapi tidak ada,” kata Direktur Utama AdaKami Bernardino Moningka Vega saat berkunjung ke Kantor Bisnis Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (2/10/2023). 

Pria yang akrab disapa Dino tersebut mengatakan bahwa di Baturaja ada sekitar 360 nasabah AdaKami. Namun tidak ditemukan indikasi kasus bunuh diri terkait dengan platformnya. 

Tidak hanya sampai disitu, Dino mengatakan pihaknya juga memperluas pencarian database tidak hanya pada bulan Mei saja. Pasalnya, korban yang diduga berinsial “K” tersebut meninggal dunia sekitar Mei 2023. 

Selain itu, parameter plafond pinjaman juga dicari Rp3—10 juta. Korban “K” disebut memiliki pinjaman sekitar Rp9,4 juta. “Bahkan bulan lainnya Juni, Juli, April, sampai Agustus, kami cari enggak ada juga,” katanya. 

Kendati demikian, pihaknya masih memproses terkait kasus tersebut. Dia memastikan pihak polisi juga telah melakukan invetigasi dan berharap mendapatkan titik terang. 

“Kami ingin melihat dulu ini [nasabah] bener enggak [nasabah kami],” ungkapnya. 

Adakami juga menyebutkan telah memperluas area pencarian dengan menarik data nasional dengan besaran pinjaman yang disampaikan berikut menyesuaikan dengan laporan status kematian nasabah. Terdapat tujuh data yang ditarik namun tidak memiliki kesamaan dengan laporan yang diterima karena nasabah aktif dengan utang terbayarkan.

AdaKami Tindak DC Soal Orderan Fiktif 

Dino juga menegaskan pihaknya telah menerima 36 pengaduan terkait dengan order fiktif melalui pesanan makanan online oleh debt collector (DC). Dari total tersebut, 10 di antaranya dilanjutkan ke tahap invetigasi. 

Hasilnya, tujuh DC dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), sedangkan tiga lainnya mendapatkan Surat Peringatan (SP) dengan supervisi ketat.

Meski memutus kontrak DC, dia menyebut secara ketenagakerjaan, tenaga DC merupakan pihak outsourcing yang berjumlah 400 orang. 

Tak hanya sampai disitu, Dino menegaskan pihaknya juga mencari sampai ke akar permasalahan tersebut dengan menginvestigasi supervisor. Dia juga menegaskan bahwa tindakan DC yang meneror lewat order fiktif tersebut melanggar Standar Opersional Prosedur (SOP) platform AdaKami. 

Hasilnya, perusahaan menindak satu tim leader dan satu supervisor. Sedangkan satu karyawan lainnya disanksi akibat tindakan pelanggaran lainnya. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper