Bisnis.com, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa kondisi likuiditas bank bermodal mini alias KBMI I dan II saat ini masih sangat longgar dan memadai dalam menyalurkan kredit di tengah kenaikan suku bunga acuan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan hal tersebut tercermin dari Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) yang ada di atas rata-rata industri.
Tercatat, kelompok bank modal inti (KBMI) I memiliki rasio AL/NCD dan rasio AL/DPK masing-masing 172,97% dan 32,87%.
Lalu, bank KBMI II pun mencatatkan rasio AL/NCD dan rasio AL/DPK sebesar 166,74% dan 38,9%. Di sisi lain, rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) KBMI I dan KBMI II berada di level 77,15% dan 83,7%.
Adapun, jika dibandingkan secara industri sendiri rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) hanya sebesar 115,37% dan 25,83% per September 2023. Kemudian, LDR industri perbankan per September 2023 berada di level 83,92%, naik tipis dari 83,38% pada bulan sebelumnya.
“Rasio-rasio tersebut menunjukkan bahwa kondisi likuiditas bank KBMI I dan KBMI II masih memadai untuk mendukung penyaluran kredit ketika demand [kredit] meningkat,” jelasnya dalam RDK Bulanan, Senin (30/10/2023)
Baca Juga
Lebih lanjut, Dian mengatakan di tengah kondisi suku bunga tinggi, OJK terus meminta kalangan perbankan untuk terus menerapkan prinsip kehati-hatian, managemen risiko dan penerapan tata kelola yang baik.
“Ini harus terus dijalani dan diawasi karena hal itu menjadi pedoman utama di bisnis perbankan dalam situasi apapun,” sebutnya.
Selain tu, OJK pun meminta perbankan untuk terus meningkatkan ketahanan cyber, lantaran saat ini masyarakat sangat bergantung pada sistem teknologi informasi yang cepat.
Sebelumnya, Direktur Kepatuhan PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) Efdinal Alamsyah mencatatkan likuiditas perbankan dalam kategori cukup baik. Hal tersebut lantaran, pertumbuhan kredit juga diikuti dengan pertumbuhan DPK.
DNAR sendiri mencatatkan peningkatan rasio simpanan terhadap kredit atau (loan to deposit ratio/LDR) menjadi 137,84% per September 2023 dari yamg sebelumnya 127,65% pada September 2022.
Di sisi lain, PT Bank Victoria International Tbk. (BVIC) melaporkan di tengah tren suku bunga acuan yang tinggi saat ini, likuiditas bank masih terjaga.
Corporate Secretary BVIC, Caprie Ardira mengatakan rasio Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Net Stable Funding (NSFR) di atas 100% per September 2023.
Saat ini, strategi yang dilakukan Bank Victoria untuk menjaga stabilitas likuiditas adalah mengantisipasinya dengan menerbitkan instrumen simpanan berjangka panjang seperti Negotiable Certificate of Deposit (NCD).
Lalu, mendiversifikasi portofolio funding bank ke segmen retail dengan tenor yang lebih panjang 3-6 bulan sambil menyesuaikan suku bunga simpanan mengikuti tren pasar.
“Selain itu Bank melakukan pemantauan posisi likuiditas secara terus menerus sehingga dapat segera mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan,” ujarnya pada Bisnis, Jumat (20/10/2023).
Tercatat, BVIC memiliki LDR mencapai 87,11% pada semester I/2023, naik 182 basis poin (bps) dari yang sebelumnya 85,29 pada semester I/2022.
Tak hanya itu, PT Bank Neo Commerce (BNC) Tbk. (BBYB) pun turut menjaga likuiditas. Di mana, saat ini BBYB mencatatkan LDR sebesar 66,39% pada semester I/2023, naik 299 bps dari sebelumnya 63,40% pada semester I/2022.
Pjs. Direktur Utama Bank Neo Commerce Aditya Windarwo menyebut pihaknya terus memperkenalkan keunggulan produk tabungan Neo NOW dan kemudahan dalam mengakses produk-produk digital lainnya di aplikasi neobank yang semakin lengkap.
“Dengan begitu, nasabah akan mudah dan semakin aktif bertransaksi, dana pihak ketiga (DPK) pun semakin banyak. BNC juga mengoptimalkan pertumbuhan DPK terutama dana murah yang lebih stabil untuk menurunkan cost of fund atau biaya dana,” ujarnya pada Bisnis, Kamis (19/10/2023).
Selain itu, beberapa bank kecil pun mencatatkan LDR yang beragam, misalnya PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) milik taipan Anthony Salim mencatatkan LDR sebesar 63,43% per September 2023 dari periode yang sama tahun lalu 49,29%.
Kemudian, PT Bank QNB Indonesia Tbk. (BKSW) sendiri membukukan LDR sebesar 79,40% pada kuartal III/2023, dari 89,05% pada kuartal III/2022.