Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intip Kinerja Oto Multiartha, Leasing yang Bakal Diakuisisi BTPN

PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) mengumumkan akan mengakuisisi perusahaan pembiayaan (leasing) PT Oto Multiartha.
Ilustrasi leasing kendaraan bermotor./ Dok Freepik
Ilustrasi leasing kendaraan bermotor./ Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Anak usaha Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) mengumumkan akan mengakuisisi perusahaan pembiayaan (leasing) PT Oto Multiartha usai merampungkan aksi penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu alias rights issue pada kuartal I/2024.

Dalam keterbukaan informasi yang diterbitkan pada Senin (11/12/2023), BTPN akan menggelar rights issue dengan nilai nominal Rp20. Namun, perusahaan belum mengumumkan harga pelaksanaan dan rasio konversi dalam aksi ini.

Nantinya, dana hasil pelaksanaan aksi rights issue seluruhnya akan digunakan BTPN, salah satunya untuk mengakuisisi PT Oto Multiartha.

“Sebesar kurang lebih 62,4% untuk melakukan ekspansi dan investasi usaha salah satunya melalui pengambilalihan perusahaan yang bergerak di kegiatan usaha pembiayaan, yaitu PT Oto Multiartha (OTO) dari PT Summit Auto Group yang merupakan anak perusahaan dari Sumitomo Corporation (Grup SC) dan SMBC,” demikian yang dikutip pada Jumat (15/12/2023).

Lantas, bagaimana kinerja PT Oto Multiartha, perusahaan pembiayaan yang akan diambil alih oleh BTPN?

Berdasarkan Laporan Tahunan 2022 yang tersaji di laman resmi, PT Oto Multiartha membukukan jumlah pendapatan senilai Rp1,84 triliun sepanjang 2022, turun 3,89% jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mampu mencapai Rp1,92 triliun.

Di sisi lain, jumlah beban perusahaan melonjak 40,43% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp1,19 triliun menjadi Rp1,67 triliun. Dari sana, Oto Multiartha membukukan laba bersih senilai Rp121,88 miliar, merosot 77,49% yoy dari sebelumnya mengantongi Rp541,56 miliar pada 2021.

Dalam laporannya, dijelaskan bahwa penurunan laba Oto Multiartha pada 2022 terjadi karena perusahaan tengah berfokus melakukan ekspansi bisnis untuk meningkatkan penjualan dengan menambah 73 jaringan baru, sehingga total jaringan menjadi 167 jaringan pada akhir tahun lalu.

“Penurunan laba bersih yang cukup signifikan di tahun ini [2022] juga disebabkan karena perseroan melakukan penyisihan yang cukup besar atas kerugian penurunan nilai di tahun 2022, sedangkan pada tahun sebelumnya terdapat pemulihan atas penyisihan kerugian sebesar Rp115,3 miliar,” ungkap Laporan Tahunan 2022, dikutip pada Jumat (15/12/2023).

Di sisi lain, Oto Multiartha membukukan total aset senilai Rp11,45 triliun, naik 6,90% yoy dari Rp10,7 triliun. Sedangkan jumlah liabilitas menanjak 19,23% yoy dari Rp4,52 triliun menjadi Rp5,39 triliun.

Sementara itu, total ekuitas perusahaan turun 2,11% yoy menjadi Rp6,05 triliun dibandingkan tahun sebelumnya adalah Rp6,18 triliun.

Kemudian, Oto Multiartha mencatat pembiayaan baru mengalami peningkatan 89,98% dari Rp3,5 triliun pada 2021 menjadi Rp6,65 triliun pada 2022. Dari sana, jumlah pembiayaan yang disalurkan hingga akhir 2022 mencapai Rp9,93 triliun.

Adapun, rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing finance (NPF) perusahaan turun dari 0,97% pada 2021 menjadi 0,18% pada 2022. Sedangkan gearing ratio sebesar 0,79 kali pada 2022 dari tahun sebelumnya 0,61 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper