Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) memproyeksi peminjam aktif di industri financial technology peer-to-peer (fintech P2P) lending di luar pulau Jawa akan terus bertambah.
Ketua Umum AFPI Entjik S. Djafar mengatakan bahwa pergeseran dalam pola peminjaman dapat timbul akibat dari komitmen yang teguh dari industri ini dalam memenuhi kebutuhan inklusi keuangan yang telah dipercayakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Entjik menuturkan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai inisiatif dan kegiatan untuk memperluas dan meningkatkan capaian target inklusi keuangan yang menjadi mandat dari OJK.
“AFPI memegang teguh komitmen untuk secara berkesinambungan mendorong inklusi keuangan di seluruh Indonesia, sejalan dengan target inklusi keuangan yang telah ditetapkan secara nasional,” kata Entjik kepada Bisnis, Selasa (19/3/2024).
Entjik menyampaikan bahwa AFPI berfokus pada masyarakat yang masih belum memiliki akses yang memadai terhadap layanan keuangan, termasuk masyarakat yang tidak memiliki rekening bank (unbanked), yang memiliki akses terbatas (underbanked), dan yang tidak dilayani secara memadai (underserved).
Di samping itu, AFPI juga meyakini bahwa inklusi keuangan haruslah menjadi hak yang merata bagi setiap warga negara Indonesia, tanpa memandang letak geografis atau status sosial-ekonomi.
Baca Juga
Namun, Entjik menekankan bahwa tantangan inklusi keuangan tidak hanya terbatas pada wilayah Pulau Jawa, melainkan juga tersebar luas di luar Jawa.
Entjik menyampaikan bahwa AFPI bersama dengan mitra industri dan pihak terkait lainnya terus berupaya merumuskan strategi dan solusi yang dapat diterapkan secara efektif di berbagai daerah, baik di Pulau Jawa maupun di daerah-daerah terpencil di seluruh Indonesia.
“AFPI berkomitmen untuk menjadi pelopor dalam memperluas akses dan meningkatkan inklusi keuangan di seluruh negeri demi terwujudnya kemakmuran dan kesejahteraan yang merata bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Ramalan Kinerja
Di sisi lain, AFPI memproyeksi penyaluran pinjaman pada tahun ini cenderung optimis tumbuh di antara 5—7%, meski dihadapkan pada berbagai dinamika yang terkait dengan peraturan, ekonomi, dan kondisi pasar.
“AFPI berkomitmen untuk terus meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia dengan cara memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk mendapatkan layanan keuangan, terutama melalui platform pinjaman daring,” tuturnya.
Dalam proyeksi tersebut, Entjik mengatakan bahwa AFPI memperhitungkan pertumbuhan industri fintech lending dan potensi pasar yang masih besar di Indonesia.
Dia menjelaskan bahwa dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi, AFPI berharap dapat meningkatkan efisiensi proses penyaluran pinjaman serta memperluas jangkauan pelayanan kepada segmen masyarakat yang belum tersentuh oleh layanan keuangan formal.
Namun, lanjut Entjik, AFPI juga memperhatikan pentingnya menjaga keseimbangan antara pertumbuhan industri dengan perlindungan konsumen dan keberlanjutan ekonomi.
Lebih lanjut, Entjik menegaskan bahwa proyeksi AFPI terhadap penyaluran pinjaman pada tahun ini adalah untuk terus meningkatkan kontribusi industri fintech pendanaan dalam mendukung inklusi keuangan di Indonesia. “Sambil tetap memperhatikan aspek keberlanjutan dan perlindungan konsumen,” tutupnya.