Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) menargetkan laba bersih hingga Rp3,9 triliun pada 2024. Meski begitu, bank mesti menghadapi sejumlah tantangan dalam mencapai target tersebut.
Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu mengatakan dari sisi kinerja keuangan, BTN telah mencapai level tertinggi sepanjang sejarah atau all time high pada 2023. "Masa kesulitan sudah lewat, hari ini recovery dan jaga growth agar baik," katanya pada Selasa (2/4/2024).
BBTN telah melaporkan laba bersih Rp3,5 triliun sepanjang 2023 atau naik 14,97% secara tahunan (year-on-year/yoy). Kinerja laba terdorong oleh penyaluran kredit ke segmen perumahan atau kredit pemilikan rumah (KPR).
Adapun, secara total BTN telah menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp333,69 triliun atau naik 11,9% yoy dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp298,28 triliun.
KPR di BTN tumbuh 10,4%, di mana segmen KPR subsidi tumbuh 10,9% menjadi Rp161,74 triliun dan KPR non subsidi menjadi 9,5% menjadi Rp96,17 triliun pada 2023.
Pada tahun ini, BTN pun menargetkan pertumbuhan labanya. "Laba ditargetkan Rp3,8 triliun hingga Rp3,9 triliun. Mudah mudahan bisa lebih dari itu," kata Nixon.
Baca Juga
Meski begitu, terdapat sejumlah tantangan yang mesti dihadapi BTN dalam mencapai target tersebut. Pertama, alokasi KPR subsidi pada 2024 mengalami penyusutan.
Kedua, tantangan likuditas. Ketiga, backlog perumahan dinilai masih menjadi menjadi mimpi. "Harusnya semua orang Indonesia punya hunian tetap pada 2024 ini," tutur Nixon.