Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) menyiapkan sejumlah siasat untuk mendongkrak kinerja raupan simpanan nasabahnya tahun ini seperti dengan mengandalkan kanal digital.
Corporate Secretary BTN Ramon Armando mengatakan pada awal tahun ini raupan simpanan nasabah di bank atau dana pihak ketiga (DPK) BTN tetap bertumbuh. "Pertumbuhan masih didominasi dari dana lembaga," katanya kepada Bisnis pada Rabu (27/3/2024).
Adapun, pertumbuhan dana lembaga masih didominasi dari pertumbuhan deposito lembaga, di mana suku bunga simpanan BTN menurutmya masih bersaing di antara perbankan.
BTN sendiri terus menjaga laju pertumbuhan DPK-nya tahun ini melalui berbagai strategi. BTN misalnya memfokuskan pada pengembangan segmen BTN Prospera atau nasabah dengan assets under management (AUM) di level Rp100 juta sampai dengan Rp500 juta.
BTN juga mengoptimalkan pertumbuhan nasabah individu, meningkatkan akuisisi, dan transaksi khususnya melalui kanal digital.
Kemudian, BTN menjalankan strategi segmentasi pada kelolaan nasabah lembaga yaitu medium dan large institution. Hal ini dilakukan agar BTN fokus mengoptimalkan pertumbuhan nasabah lembaga sesuai dengan segmen dan kebutuhan.
Baca Juga
Selain itu, BTN memaksimalkan produk holding, BTN solusi, sehingga nasabah terpenuhi kebutuhannya melalui one gate service.
Sementara itu, Ramon menilai terdapat sejumlah tantangan bagi BTN dalam menggenjot raupan DPK tahun ini, di antaranya ketatnya persaingan suku bunga antar perbankan dan tantangan likuiditas.
"Saat ini nasabah melakukan diversifikasi investasi, tidak hanya pada produk perbankan saja, akan tetapi pada produk investasi lain seperti obligasi, reksa dana, saham, dan lainnya dengan return yang cukup kompetitif," ujar Ramon.
Di sisi lain, saat ini tercatat simpanan nasabah di industri perbankan pada awal tahun atau setidaknya per Februari 2024 mengalami perlambatan.
Berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI), penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) bank pada Februari 2024 tercatat sebesar Rp8.193 triliun, tumbuh 5,4% secara tahunan (year on year/yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 5,8% yoy.
Perkembangan DPK dipengaruhi oleh pertumbuhan DPK korporasi dan DPK perorangan. DPK korporasi tumbuh 8,6% pada Februari 2024 lebih moncer dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 6,2%.
Namun, DPK perorangan lesu, hanya tumbuh 3,2% pada Februari 2024, dibandingkan bulan sebelumnya tumbuh 5,4%.
Apabila dilihat berdasarkan jenis simpanannya, pelambatan terjadi pada jenis simpanan giro dan deposito. Sementara, simpanan tabungan masih tetap melaju. Pada Februari 2024, simpanan giro tumbuh 6,4% yoy, setelah bulan sebelumnya tumbuh 7,1% yoy.
Sementara itu, simpanan berjangka atau deposito tumbuh 5,5% yoy, setelah pada Januari 2024 tumbuh 6,1% yoy. Jenis simpanan deposito korporasi dan perorangan bahkan mengalami tren penurunan pada Februari 2024.