Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BRI Finance Beberkan Sejumlah Strategi Tekan Kredit Bermasalah

Sejumlah langkah strategis diterapkan BRI Finance untuk menekan angka kredit bermasalah.
Karyawati beraktivitas di kantor BRI Finance di Jakarta./Bisnis - Arief Hermawan
Karyawati beraktivitas di kantor BRI Finance di Jakarta./Bisnis - Arief Hermawan

Bisnis.com, JAKARTA — PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) mencatatkan penurunan tingkat kredit bermasalah atau non-performing financing (NPF) pada kuartal I/2024. Tingkat NPF perseroan turun 0,12% dari sebelumnya 1,79% menjadi 1,66%. 

Angka tersebut masih di bawah angka NPF gross perusahaan pembiayaan pada posisi Maret 2024 yang tercatat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni sebesar 2,45%.

“Sepanjang bulan Maret 2024, kami berhasil mencatat penurunan yang signifikan dalam tingkat NPF perusahaan. Hal ini mencerminkan komitmen kami untuk menjaga kualitas portofolio pembiayaan dan mempertahankan kepercayaan nasabah serta pemangku kepentingan lainnya,” kata Direktur Manajemen Risiko Ari Prayuwana dalam keterangan resminya, Minggu (26/5/2024). 

Ari mengungkap ada sejumlah langkah strategis yang diterapkan perseroan untuk menekan angka kredit bermasalah tersebut.

Salah satunya dengan melakukan penyaluran pembiayaan secara selektif dengan prinsip kehati-hatian dan memperkuat AR Management yang berfokus pada kualitas pembiayaan. 

Meskipun NPF sedikit meningkat pada April 2024, menjadi 1,68%, yang disebabkan oleh faktor eksternal seperti penurunan daya beli masyarakat setelah momentum lebaran dan keterlambatan pembayaran kewajiban oleh debitur pasca libur Lebaran. Namun demikian, Ari mengungkap, BRI Finance optimistis tetap menjaga rasio NPF stabil di bawah 2% hingga akhir tahun.

BRI Finance juga telah mengembangkan strategi lanjutan untuk terus menekan NPF di masa mendatang, beberapa di antaranya melakukan ekspansi bisnis secara selektif dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan penguatan risk technology, risk culture, policy, serta scoring yang lebih spesifik untuk pembiayaan segmen konsumer.

Tidak hanya itu, BRI Finance juga menetapkan target pertumbuhan yang solid untuk pembiayaan high yield segment (used car dan refinancing) hingga akhir tahun 2024. 

Seiring dengan keraguan konsumen untuk membeli mobil baru di tengah tren suku bunga acuan yang masih tinggi dan tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, BRI Finance optimistis untuk perluasan portofolio pembiayaan high yield segment. Perusahaan tetap optimistis dalam meraih target hingga akhir tahun 2024. 

BRI Finance akan terus berupaya melakukan berbagai strategi bisnis model dan bisnis proses, seperti mengoptimalkan aplikasi myBRIf, penguatan kerja sama dengan platform e-commerce, melakukan sinergi pemasaran dengan BRI Group, memberikan promo menarik sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan penguatan digitalisasi proses bisnis.

“Dengan inovasi dan komitmen yang kuat untuk menjaga kinerja keuangan yang stabil, BRI Finance siap menghadapi tantangan di masa mendatang. Melalui strategi yang kokoh dan berkelanjutan, perusahaan bertekad untuk tetap memperkuat posisi di industri pembiayaan, sambil terus memberikan nilai tambah kepada pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya,” tandas Ari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper