Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Permata Tbk (BNLI) menyebut tren penggunaan kartu kredit oleh nasabah tetap stabil meski bisnis buy now pay later (BNPL) alias paylater semakin berkembang dalam beberapa tahun terakhir.
Djumariah Tenteram, Direktur Consumer Banking Bank Permata menyatakan perbedaan segmen nasabah dan ukuran transaksi membuat kartu kredit dan BNPL tidak bersaing langsung. "Kalau kita lihat dari ticket size pengeluaran untuk BNPL dengan kartu kredit itu berbeda," ujarnya di sela peluncuran PermataUltimate Card di Jakarta Pusat, dikutip Kamis (29/8/2024)..
Djumariah menjelaskan kartu kredit umumnya digunakan oleh nasabah segmen menengah ke atas dengan nilai transaksi yang lebih besar. Sebaliknya, BNPL lebih banyak digunakan oleh segmen yang berbeda, sehingga kedua jenis bisnis ini tidak terlalu bersaing.
Baca Juga
Menanggapi pertanyaan tentang peluang Bank Permata untuk masuk ke bisnis BNPL, Djumariah memilih tidak memberikan banyak komentar. Namun, ia mengungkapkan bahwa penyaluran kredit bank terus meningkat, terutama dari segmen nasabah affluent. "Secara keseluruhan, bisnis kartu kredit meningkat hampir mendekati 20%. Sementara itu, pada segmen affluent, PermataBank Private mencatat peningkatan pengeluaran lebih dari 30%," jelasnya.
Pada semester I/2024, Bank Permata mencatat laba bersih sebesar Rp1,52 triliun, naik 8,74% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan bunga bersih bank tumbuh 1,33% menjadi Rp4,99 triliun, sementara beban operasional selain bunga bersih turun dari Rp3,11 triliun menjadi Rp3,01 triliun. Efisiensi operasional bank tercermin dari penurunan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dari 79,79% pada Juni 2023 menjadi 78,74% pada Juni 2024.
Bank Permata juga melaporkan peningkatan penyaluran kredit sebesar 10,17% yoy pada kuartal II/2024 menjadi Rp151,38 triliun, didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit ke segmen korporasi sebesar 17,3% yoy.