Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia (Allianz Syariah) tampaknya masih menimbang untuk menerima pengalihan portofolio Unit Usaha Syariah (UUS) dari perusahaan asuransi.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelumnya mencatat ada 12 UUS yang memilih untuk mengalihkan portofolionya alih-alih mendirikan perusahaan baru. Sementara Allianz Syariah sendiri resmi lepas dari induknya pada November tahun lalu.
Direktur Utama Allianz Life Syariah Indonesia Achmad K. Permana mengatakan perusahaan senantiasa mendukung kebijakan OJK yang bertujuan untuk terus meningkatkan penetrasi asuransi syariah di Indonesia.
Pihaknya juga terbuka pada peluang-peluang yang dapat mendorong perkembangan industri asuransi syariah di Indonesia.
“Meski demikian, kami juga tentunya harus memastikan bahwa peluang tersebut sejalan dengan strategi dan rencana jangka panjang yang telah disusun dengan matang,” kata Permana kepada Bisnis pada Senin (23/9/2024).
Permana mengatakan hal tersebut sejalan dengan komitmen perusahaan untuk memproteksi lebih banyak masyarakat Indonesia melalui berbagai produk dan layanan berbasis syariah.
Baca Juga
Untuk saat ini, lanjut Permana, Allianz Syariah berfokus untuk mengamati kebutuhan pasar asuransi syariah dan terus berinovasi untuk menghadirkan produk proteksi yang lebih lengkap.
Sampai dengan saat ini, lanjut dia, Allianz Syariah telah menghadirkan berbagai perlindungan asuransi, dimulai dari produk asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi yang didesain khusus sesuai kebutuhan nasabah mitra bank kami (bancassurance), asuransi mikro, hingga asuransi jiwa kredit kumpulan.
“Kumpulan variasi produk asuransi yang beragam ini juga disesuaikan dengan kalangan segmen yang berbeda-beda untuk memastikan bahwa produk asuransi dapat diterima oleh setiap orang,” ungkapnya.
Pada 2023 Allianz Syariah meluncurkan beberapa produk andalan, beberapa di antaranya yaitu AlliSya HANDAL, asuransi jiwa tradisional syariah, serta MyProtection Bijak II, dengan fitur wakaf yang melengkapi produk asuransi jiwa unit link berbasis syariah bagi nasabah Maybank Indonesia.
Terakhir, Permana mengatakan target Allianz Syariah adalah untuk terus meningkatkan pencapaian yang positif ke depannya, sejalan dengan strategi bisnis yang dimiliki perusahaan.
“Harapan ini tentunya disertai dengan upaya kami dalam melakukan edukasi untuk meningkatkan literasi dan asuransi syariah,” tandasnya.
Dikutip dari laporan keuangan Allianz Syariah per Agustus 2024, secara gabungan perusahaan mencatatkan aset sebanyak Rp3,99 triliun. Terdiri dari aset investasi sebanyak Rp2,7 triliun dan aset bukan investasi sebanyak Rp1,26 triliun. Liabilitas yang ditanggung mencapai Rp858 miliar, sementara ekuitas dana yang dimiliki yakni Rp2,58 triliun.
Tingkat kesehatan finansial dilihat dari Risk Based Capital (RBC) masih berada di atas ketentuan OJK 120% yakni 131,19% untuk dana tabarru dan dana tanahud, serta 2.115,15% untuk dana perusahaan.