Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyaluran Kredit Bank Permata (BNLI) Naik 9% YoY pada 2024, Disokong Segmen Korporasi

Sepanjang tahun lalu, Bank Permata (BNLI) melaporkan penyaluran kredit senilai Rp155 triliun.
Logo Bank Permata (BNLI)./Istimewa.
Logo Bank Permata (BNLI)./Istimewa.

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Permata Tbk. (BNLI) melaporkan kinerja sepanjang 2024. Selain membukukan laba bersih senilai Rp3,6 triliun, perseroan juga melaporkan penyaluran kredit Rp155 triliun.

Penyaluran kredit tersebut naik 9% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan dengan tahun sebelumnya. "Terutama dikontribusikan oleh segmen korporasi yang tumbuh sebesar 12% YoY menjadi Rp89 triliun," tulis manajemen Bank Permata dalam siaran pers, Minggu (16/2/2025).

Selain itu, pertumbuhan juga didorong oleh segmen komersial dan konsumer, yang masing-masing tumbuh sebesar 6% dan 4% YoY.

Sejalan dengan penyaluran kredit, perseroan juga mencatatkan kualitas aset yang semakin sehat dengan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) dan loan at risk (LaR) masing-masing sebesar 2,1% dan 7,9%. Angka ini membaik dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar 2,9% dan 8,7%.

Lebih jauh, BNLI menjaga kebutuhan cadangan atas potensi penurunan risiko kredit secara konservatif, dengan rasio NPL coverage dan rasio LAR coverage masing-masing pada level 375% dan 97%. "Upaya restrukturisasi, ligitasi, dan penjualan aset tetap dilakukan bank dalam melakukan penyelesaian kredit bermasalah," lanjut manajemen.

Adapun, Direktur Utama Bank Permata Meliza M. Rusli menyatakan kinerja sepanjang 2024 ditopang oleh pengelolaan strategi bisnis yang berkelanjutan dan ditunjang dengan penerapan digitalisasi di operasional.

Selain itu, perseroan juga terus memperkuat sinergi dengan Bangkok Bank, sebagai pemegang saham pengendali. "Tahun 2024 adalah momen penting bagi PermataBank dengan perubahan logo. Momen ini semakin diperkuat dengan kinerja yang positif dan pertumbuhan secara prudent sepanjang 2024," ujarnya.

Total aset Bank Permata tercatat tumbuh 0,6% menjadi Rp259 triliun dengan total simpanan senilai Rp185 triliun dan rasio dana murah (CASA) sebesar 55%. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) BNLI sebesar 35% pada tahun lalu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper