Bisnis.com, JAKARTA — PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) memproyeksikan tren lebaran di kampung menjadi stimulus peningkatan penjualan kendaraan yang diikuti dengan kenaikan pembiayaan.
Direktur Utama BRI Finance Wahyudi Darmawan mengatakan bahwa tradisi mudik di Indonesia masih menjadi faktor utama yang mendorong lonjakan permintaan kendaraan, yang berpotensi meningkatkan portofolio pembiayaan perusahaan.
“Tentu permintaan yang tinggi seperti momentum [Lebaran] ini akan mendongkrak portofolio pembiayaan. Terutama dengan fokus BRI Finance untuk menggarap captive market BRI serta menguatkan joint financing dengan BRI, diharapkan dapat meningkatkan profitability,” kata Wahyudi kepada Bisnis, pada Rabu (12/3/2025).
Menurutnya, proyeksi pertumbuhan pembiayaan konsumer di BRI Finance dibandingkan tahun lalu diperkirakan mencapai 11,37% secara tahunan (year on year/YoY). Untuk menarik lebih banyak debitur, BRI Finance menawarkan suku bunga yang kompetitif, yakni mulai dari 2,75% per tahun untuk mobil baru.
Di sisi lain, Wahyudi menegaskan bahwa perusahaan tetap berhati-hati dalam mengelola risiko pembiayaan guna menjaga stabilitas keuangan.
“Strategi yang diterapkan BRI Finance adalah selective growth guna perbaikan kualitas portofolio dan melakukan rekomposisi piutang sehingga dapat menjaga angka NPF agar tidak mengalami peningkatan,” tutup Wahyudi.
Baca Juga
Sebelumnya, praktisi dan pengamat industri pembiayaan Jodjana Jody memprediksi pembiayaan saat Ramadan diperkirakan mengalami pertumbuhan signifikan, dengan proyeksi kenaikan double digit sekitar 12–15%.
Meski demikian, secara tahunan pertumbuhan industri pembiayaan diperkirakan hanya sekitar 8%.
Jodjana mengatakan bahwa kenaikan ini merupakan faktor musiman yang selalu terjadi menjelang Lebaran. Namun, setelah Ramadan berakhir, pembiayaan cenderung mengalami perlambatan.
“Ini seasonal factor dan akan turun di bulan April karena jumlah hari kerja juga, dan slower purchasing pattern setelah Lebaran,” kata Jodjana saat dihubungi Bisnis pada Rabu (12/3/2025).
Jodjana menambahkan bahwa tren musiman ini sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan di industri otomotif, yang menjadi pendorong utama. Setelah sempat melemah pada Januari, industri otomotif mulai menunjukkan peningkatan pada Februari.
Berdasarkan data, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan peningkatan penjualan mobil pada Februari 2025. Adapun total penjualan mobil secara wholesales pada Februari 2025 tercatat sebesar 72.295 unit atau naik 2,2% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 70.772 unit. Sementara itu, penjualan ritel turun tipis 0,8% YoY menjadi 69.872 unit pada Februari 2025, dibandingkan 70.420 unit pada periode yang sama 2024.