Bisnis.com, JAKARTA — Di tengah volatilitas pasar saham dan ketidakpastian ekonomi global, PT Mandiri Utama Finance (MUF) tetap memandang prospek industri multifinance secara optimistis.
Corporate Secretary and Legal MUF, Elisabeth Lidya Sirait mengatakan volatilitas pasar saham yang terjadi sejak awal 2025 memang mencerminkan ketidakpastian ekonomi global dan domestik. Namun, industri multifinance pada dasarnya lebih dipengaruhi oleh faktor fundamental seperti daya beli masyarakat, kebijakan moneter, serta ketersediaan pendanaan.
“MUF tetap optimistis bahwa industri multifinance bisa bertahan dan tumbuh dengan strategi yang tepat, khususnya dalam pengelolaan risiko dan efisiensi biaya,” kata Elisabeth, Senin (24/3/2025).
Salah satu langkah penting yang dilakukan MUF adalah menjaga efisiensi cost of fund di tengah kondisi suku bunga tinggi. Untuk itu, perusahaan mengandalkan sumber pendanaan kompetitif dan efisien.
“Dalam menjaga efisiensi cost of fund di tengah kondisi suku bunga tinggi, perusahaan terus mengoptimalkan sumber pendanaan yang kompetitif,” kata Elisabeth.
Saat ini, lanjut dia, sebagian besar pendanaan MUF berasal dari skema pembiayaan bersama (joint financing) serta kredit modal kerja perbankan. Di sisi lain, Elisabeth mengatakan efisiensi operasional dan digitalisasi juga menjadi fokus untuk menjaga margin yang sehat.
Baca Juga
Selain itu, Elisabeth mengatakan perusahaan melihat bahwa permintaan pembiayaan masih memiliki potensi pertumbuhan, terutama di segmen kendaraan baru dan pembiayaan berbasis ekosistem perbankan.
Adapun segmen kendaraan baru menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan portofolio MUF, dengan proyeksi pertumbuhan mencapai 20% dibandingkan tahun lalu. Selain itu, pembiayaan kendaraan listrik juga mengalami lonjakan signifikan.
“Selain itu, kami juga terus mengembangkan pembiayaan kendaraan listrik, pada Januari–Februari 2025 ini telah menunjukkan pertumbuhan signifikan yaitu 229% yoy dan berkontribusi sekitar 8,7% terhadap total pembiayaan kami,” kata Elisabeth.
Pembiayaan berbasis ekosistem dengan captive market dari Bank Mandiri dan BSI juga menjadi prioritas perusahaan untuk menjaga keberlanjutan bisnis. “Di sisi lain, segmen pembiayaan berbasis ekosistem dengan captive market dari Bank Mandiri dan BSI juga menjadi prioritas untuk menjaga keberlanjutan bisnis,” tambahnya.
Terkait pendanaan jangka menengah dan panjang, Elisabeth menyebut bahwa saat ini perusahaan belum memiliki rencana untuk menerbitkan obligasi, namun terbuka untuk berbagai opsi lain.
“Kami terus mengevaluasi berbagai opsi pendanaan sesuai dengan kebutuhan bisnis dan kondisi pasar. Hingga saat ini, kami belum memiliki rencana penerbitan obligasi, namun tetap terbuka untuk berbagai alternatif pendanaan yang dapat memberikan efisiensi dan stabilitas dalam jangka panjang,” pungkas Elisabeth.
Pada 2025, MUF menargetkan penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp25 triliun, meningkat dari target pada 2024 yang sebesar Rp22 triliun.
Sepanjang 2024, MUF mencatatkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp21,6 triliun, tumbuh 4,5% secara tahunan (year on year/YoY).
Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan daya beli konsumen, yang dipengaruhi oleh peluncuran berbagai model kendaraan baru dari pabrikan otomotif. Dari total pembiayaan yang disalurkan, segmen kendaraan baru memberikan kontribusi terbesar sebesar 49%, diikuti oleh kendaraan bekas dengan kontribusi 19%.
Selain pembiayaan kendaraan, segmen dana tunai juga berkontribusi positif terhadap total pembiayaan MUF pada 2024 dengan sumbangan sebesar 16,2%. Pembiayaan multiguna MUF melalui produk MUF Dana terus berkembang berkat perluasan kerja sama dengan mitra serta optimalisasi teknologi digital untuk memberikan kemudahan bagi konsumen.