Bisnis.com, JAKARTA — Pembiayaan fintech P2P lending atau pinjaman online untuk sektor produktif dan/atau UMKM per April 2025 meningkat menjadi Rp28,63 triliun dari posisi sebelumnya per Maret 2025 sebesar Rp28,09 triliun.
Secara presentase terhadap total pinjaman, porsi pembiayaan sektor produktif juga naik dari 35,10% menjadi 35,38%.
Sebagai perusahaan penyelenggara P2P lending yang fokus pada pembiayaan produktif, PT Modal Rakyat Indonesia atau Modal Rakyat menjabarkan keuntungan yang didapatkan perusahaan sebagai platform yang fokus mendanai UMKM.
"Dari sisi bisnis, pembiayaan produktif menawarkan peluang keuntungan yang berkelanjutan dan loyalitas borrower yang tinggi, karena pembiayaan langsung dikaitkan dengan siklus usaha mereka," kata Direktur Utama Modal Rakyat Christian Hanggra kepada Bisnis, Rabu (11/6/2025).
Christian menilai pembiayaan produktif memiliki daya tarik yang sangat kuat dalam jangka panjang karena turut berkontribusi mendorong perputaran ekonomi nyata serta menciptakan dampak sosial dan ekonomi yang luas.
Selain itu, UMKM yang mendapatkan akses pembiayaan bisa tumbuh, menyerap tenaga kerja serta berkontribusi atas produk domestik bruto (PDB) nasional.
Baca Juga
Meski disebut menguntungkan secara bisnis, Christian mengakui dari aspek risiko memang pembiayaan produktif memerlukan proses seleksi dan monitoring yang lebih kompleks dibanding konsumtif.
"Namun, dengan sistem mitigasi risiko yang tepat dan pemanfaatan teknologi, kualitas pembiayaan tetap dapat dijaga," ujarnya.
Untuk menghadapi tantangan tersebut strategi yang dilakukan Modal Rakyat adalah dengan terus mengembangkan proses dan teknologi yang mendukung penilaian risiko secara lebih akurat, hingga kolaborasi untuk melakukan edukasi dan literasi keuangan kepada masyarakat.
Selain itu, Modal Rakyat juga mengadopsi layanan startup lainnya untuk mempercepat digitalisasi usaha dari para calon debitur.
Adapun hingga saat ini total pinjaman yang diberikan Modal Rakyat mencapai Rp114 miliar. Perusahaan menargetkan pembiayaan ke sektor UMKM sekitar Rp600 miliar di 2025 ini, sama seperti realisasi pada 2024.
Sebagai informasi, industri P2P lending tahun ini mulai panen cuan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2025, laba setelah pajak industri berbalik menjadi Rp233,71 miliar, usai pada periode yang sama di 2024 industri mencatatkan rugi setelah pajak sebesar Rp97,56 miliar.