Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas likuiditas dan efisiensi struktur pendanaan di tengah tantangan ketatnya likuiditas perbankan dan potensi tekanan margin.
Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan BCA secara pruden memperhatikan kondisi likuiditas, tren kualitas kredit, serta memperkuat permodalan. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesinambungan aktivitas bisnis baik dari sisi penyaluran kredit maupun penghimpunan dana pihak ketiga (DPK).
“BCA akan senantiasa menjaga liquidity buffer agar dapat mengelola cost of funds dengan baik,” kata Hera kepada Bisnis, Rabu (18/6/2025).
Hal ini seiring dengan adanya sorotan terhadap sektor perbankan yang mengalami pelemahan harga saham, termasuk bank-bank besar seperti BBCA, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI).
Secara rinci, saham BCA turun 1,93% atau 175 poin ke Rp8.900 per saham. Lalu saham Bank Mandiri merosot 0,49% atau 25 poin ke Rp5.075 per saham. Kemudian saham BNI turut mengalami pelemahan 1,38% atau 60 poin ke Rp4.300 per saham. Selain itu saham BRI terkoreksi 0,51% atau 20 poin ke Rp3.940 per saham.
Adapun, pelemahan tersebut dipicu oleh kombinasi tekanan global, kekhawatiran pasar terhadap suku bunga tinggi yang berkepanjangan, serta minimnya sentimen positif dari domestik.
Baca Juga
Dalam kondisi ini, keputusan Bank Indonesia untuk menahan suku bunga acuan di level 5,50% menjadi perhatian utama pelaku pasar. Bagi perbankan, keputusan tersebut berpotensi memperpanjang tekanan pada net interest margin (NIM) yang telah mulai tergerus sejak awal tahun.
Seiring dengan keputusan Bank Indonesia, Hera menyampaikan BCA mengapresiasi langkah Bank Indonesia yang tetap mempertahankan suku bunga.
Pihaknya berharap kebijakan ini dapat menstimulasi permintaan kredit dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.
“Pada prinsipnya, BCA akan senantiasa menjajaki penyaluran kredit ke berbagai segmen dan sektor, dengan mengedepankan prinsip-prinsip perbankan yang pruden,” tegasnya.
Hingga akhir Maret 2025, BCA dan entitas anak mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 12,6% secara tahunan (year-on-year) menjadi Rp941 triliun. Adapun laba bersih konsolidasian BCA tumbuh 9,8% yoy menjadi Rp14,1 triliun, ditopang oleh ekspansi pembiayaan berkualitas serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.