Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Permata Tbk (Bank Permata) meraup laba bersih konsolidasi setelah pajak pada 2013 sebesar Rp1,73 triliun, tumbuh 26% dibandingkan capaian tahun sebelumnya Rp1,37 triliun.
Kencangnya pertumbuhan laba ini sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit, yang pada tahun lalu mencapai Rp118,8 triliun, naik 26% dibandingkan dengan realisasi 2012 sebesar Rp94,4 triliun.
Herwidayatmo, Pjs Direktur Utama Bank Permata, mengatakan pihaknya akan tetap mempertahankan strategi yang telah dijalankan dan bersikap adaptif terhadap perubahan yang mungkin muncul sesuai dengan kondisi yang terjadi.
"Tahun ini [2014] akan tetap penuh dengan tantangan seiring dengan perubahan dan pertumbuhan pada industri perbankan, lanskap peraturan (regulatory landscape) dan teknologi," katanya dalam siaran pers, Selasa (25/2/2014).
Pertumbuhan kredit yang pesat, jelasnya, mendorong peningkatan pendapatan operasional yang mencapai Rp6,63 triliun pada tahun lalu, naik 12% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp5,93 triliun.
Komponen pendapatan bunga mendominasi pendapatan operasional, dengan total pendapatan bunga bersih sebesar Rp5,37 triliun atau mencapai sekitar 80% dari total pendapatan operasional.
Sementara itu, pendapatan berbasis komisi (fee based income) sepanjang 2013 tercatat sebesar Rp1,25 triliun, naik 19% dibandingkan dengan komisi pada tahun sebelumnya.
“Pendapatan biaya terdongkrak oleh membaiknya kinerja bisnis trade finance, FX sales, Bancassurance, dan Investment Services.”
Dari segi pendanaan, Bank Permata masih dapat membukukan dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp132,8 triliun, tumbuh 27% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan demikian, rasio pembiayaan terhadap pendanaan (loan to deposit ratio/LDR) mencapai 89%.