Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Premi Asuransi Umum di Tujuh Sektor Ini Tetap Tumbuh Saat Pandemi, Kenapa?

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) dari 14 lini usaha yang ditangani, pendapatan premi asuransi satelit, rangka kapal, personal accident, tanggung gugat atau liability insurance, energy on shore, engineering, dan penerbangan nyatanya masih tumbuh.
Karyawan melintasi logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Jakarta, Selasa (11/02/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintasi logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Jakarta, Selasa (11/02/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Kendati sektor-sektor utama penyumbang pendapatan premi industri asuransi umum tertekan, masih ada tujuh lini usaha yang tetap tumbuh di semester I/2020.

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) dari 14 lini usaha yang ditangani, pendapatan premi dari asuransi satelit, rangka kapal, personal accident, tanggung gugat atau liability insurance, energy on shore, engineering, dan penerbangan masih tercatat mengalami pertumbuhan.

Asuransi satelit tumbuh 78,4 persen (year-on-year/yoy) dari Rp15 miliar ke Rp28 miliar. Sementara asuransi rangka kapal tumbuh 23,9 persen (yoy) dari Rp859 miliar ke Rp1,06 triliun.

"Marine hull membaik memang karena memang distribusi meningkat, terutama inter island atau domestik dan tidak dipengaruhi pandemi Covid-19," jelas Ketua AAUI Hastanto Sri Margi Widodo kepada Bisnis, Rabu (9/9/2020).

Widodo menjelaskan lini usaha yang tampak naik notabene memiliki pangsa pasar yang segmented. Berbeda dengan penyumbang utama premi, yakni asuransi properti, asuransi kredit, dan asuransi kendaraan, yang memang sudah umum dikenal dan kebanyakan terdampak perekonomian yang melemah akibat pandemi.

"Tapi personal accident atau kesehatan dan kecelakaan, justru naik akibat pandemi, walaupun pasar kita segmented. Energy onshore juga meningkat walaupun sangat sedikit pemainnya," tambahnya.

Personal accident yang di dalamnya termasuk asuransi kesehatan tercatat naik 15,6 persen (yoy) dari Rp3,59 triliun ke Rp4,15 triliun. Sementara energy onshore atau di wilayah daratan, naik 30,8 persen (yoy) dari Rp1,02 triliun ke Rp1,34 triliun.

Lini bisnis asuransi lain yang juga tercatat naik, yaitu tanggung gugat 13,4 persen (yoy) dari Rp1,36 triliun ke Rp1,54 triliun, engineering naik 4,7 persen (yoy) dari Rp1,27 triliun ke Rp1,33 triliun, serta aviation atau penerbangan yang naik 1,7 persen dari Rp899 miliar ke Rp914 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper