Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. masih memiliki penurunan suku bunga simpanan 25 basis poin seiring dengan likuiditas yang masih longgar.
Adapun, simpanan high cost emiten berkode BBRI mencapai 39,9% dari total dana pihak ketiga. Total cost of fund pada pertengahan tahun ini berada pada 2,18%, turun dari periode sama tahun lalu 3,54%.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menjelaskan suku bunga simpanan hingga Juli 2021 masih mengalami tren turun seiring dengan peningkatan likuiditas.
"Tren suku bunga simpanan masih terdapat room untuk turun sampai dengan 25 bps hingga akhir tahun. Namun, ruang penurunan suku bunga simpanan tersebut akan menyesuaikan suku bunga acuan dan kondisi pasar," katanya kepada Bisnis, Kamis (12/8/2021).
Aestika melanjutkan penurunan suku bunga simpanan berkontribusi dominan pada efisiensi beban bunga selain juga pengaruh komposisi DPK dan non-DPK.
Pada Juni 2021, peningkatan laba secara tahunan sebesar 22% dikontribusi dominan oleh penghematan beban bunga sebesar 34,42% secara tahunan di tengah pertumbuhan pendapatan bunga yang tumbuh terbatas.
Baca Juga
Kondisi ini sangat membantu di mana pencadangan perseroan sudah tergolong sangat kuat sehingga tidak banyak memerlukan pemupukan tambahan signifikan.
Aestika menuturkan turunnya suku bunga DPK juga tercermin pada turunnya suku bunga kredit. Bagaimana pun penetapan suku bunga counter kredit, menggunakan konsep cost plus pricing dengan CoF rupiah BRI sebagai salah satu variable.
"Hal ini terlihat dari penurunan yield kredit BRI yoy pada Jun 2021 sebesar 67 bps secara tahunan," imbuhnya.