Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan PT Mandiri Tunas Finance (MTF) mengungkap bahwa pemanfaatan platform digital juga bisa berpengaruh buat kualitas portofolio pembiayaan.
Direktur Sales & Distribusi Mandiri Tunas Finance, William Francis menjelaskan pihaknya masih selektif dalam menyalurkan kredit di era pandemi Covid-19 demi menekan tingkat non-performing financing (NPF), yang tahun lalu sempat menembus 3 persen.
Digitalisasi makin berpengaruh, karena debitur berkualitas yang bisa mengajukan pembiayaan di MTF didominasi mereka yang dekat dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) selaku induk usaha dan notabene sudah melek dengan platform digital.
"Sekarang gross NPF di MTF sudah berada di 1,2 persen saja. Ada berbagai cara untuk menekan NPF, dan salah satunya itu memanfaatkan digitalisasi untuk menambah kanal pembayaran cicilan. Sehingga semakin memudahkan debitur," ujarnya, Minggu (5/12/2021).
Sekadar informasi, MTF memang fokus ke debitur ritel di segmen pembiayaan mobil baru dari referral pihak dealer terkemuka atau merupakan nasabah Bank Mandiri. Begitu pula untuk debitur korporasi untuk pembiayaan mobil komersial dan alat berat, juga didominasi debitur eksisting dan nasabah corporate referral Bank Mandiri.
MTF memahami bahwa pandemi Covid-19 memperbesar kebutuhan masyarakat melakukan transaksi nontunai, digital, dan tanpa sentuhan fisik. Termasuk, dalam hal berinteraksi dengan lembaga pembiayaan.
Baca Juga
Oleh sebab itu, transformasi digital dari induk usaha lewat Super App bertajuk Livin' by Mandiri pun bakal turut berpengaruh bagi MTF, karena menjadi salah satu kanal pembayaran secara digital, di samping lewat ATM, e-commerce, e-wallet, pembayaran lewat cabang Bank Mandiri, serta payment point seperti minimarket, supermarket, Pegadaian, dan Kantor Pos.
"Langkah lain untuk mengatasi NPF ada dari sisi komunikasi. Kami memberikan opsi pembayaran dengan discount denda untuk nasabah yang memilih untuk melakukan pelunasan. Kalau sudah tidak tertolong, kami akan melakukan negosiasi dengan nasabah untuk dilakukan lelang," tambahnya.
Sekadar informasi, tahun ini MTF telah merealisasikan pembiayaan baru mencapai Rp16,3 triliun sampai akhir Oktober 2021. Tercatat hampir menyentuh capaian full year 2020 sebesar Rp16,74 triliun, walaupun masih jauh dari kinerja periode 2019 yang mampu menembus Rp28,78 triliun.
Adapun, aset piutang pembiayaan MTF di kuartal III/2021 ini bertahan di Rp18,23 triliun. Pembiayaan mobil baru menyumbang 80 persen portofolio MTF, sisanya 20 persen disumbang dana tunai dan kredit atau sewa pembiayaan kendaraan operasional usaha atau alat berat.