Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) menilai rencana perubahan status perseroan sebagai bank BUMN merupakan wujud kinerja positif yang dicatatkan perusahaan selama setahun terakhir. BSI akan mengikuti keputusan para pemegang saham dan pemerintah.
Direktur Finance & Strategi BSI Ade Cahyo Nugroho mengatakan perubahan status BSI menjadi Bank BUMN merupakan kewenangan pemegang saham dan pemerintah Indonesia.
BSI akan patuh atas setiap keputusan yang diambil oleh para pemangku kepentingan. Ade mengatakan wacana dan kabar mengenai rencana perubahan status ini, menunjukan bahwa BSI memiliki kinerja yang baik selama ini.
“Ini baik bagi kami, karena mereka (pemegang saham) memiliki perhatian yang kuat kepada kami sebagai bank untuk tumbuh lebih besar lagi ke depannya,” kata Ade dalam diskusi virtual, Senin (14/3).
Sebagai operator yang menjalankan bisnis perbankan, kata Ade, bank syariah diyakini dapat menjadi solusi alternatif bagi masyarakat Indonesia yang ingin mendapatkan layanan perbankan. Bank syariah akan terus berkembang mengingat pasar di segmen ini masih sangat luas.
Ade mengatakan hingga Oktober 2021, aset perbankan syariah tercatat sebesar Rp650 triliun, tumbuh 11,05 persen secara tahunan (yoy). Kemudian untuk pembiayaan juga tumbuh 7,86 persen yoy, menjadi Rp418 triliun. Dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank syariah juga tumbuh 8,52 persen yoy, menjadi Rp508 triliun.
Baca Juga
Sementara itu BSI sepanjang 2021 telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp171,29 triliun, naik 9,32 persen yoy. Rinciannya, pembiayaan konsumer mencapai Rp82,33 triliun, tumbuh sekitar 19,99 persen yoy, disusul pembiayaan gadai emas yang meningkat sebesar 12,92 persen yoy.
Sementara itu, pembiayaan mikro tumbuh 12,77 persen dan pembiayaan komersial tumbuh 6,86 persen. Dari sisi kualitas, BSI mencatatkan non-performing financing (NPF) nett sebesar 0,87 persen pada Desember 2021.
BSI berhasil menghimpu DPK sebesar Rp233,25 triliun, tumbuh 11,12 persen yoy. Pada Desember 2021, tabungan Wadiah tumbuh 15,30 persen yoy atau menjadi Rp34,10 triliun. Sementara total tabungan mencapai Rp99,37 triliun, naik 12,84 persen.
Dari sisi kapitalisasi pasar, BSI menempatkan urutan ke-8 di Indonesia dengan market cap sebesar Rp68,48 triliun pada Desember 2021. Sementara itu di global, BSI menempati urutan ke-10 sebagai bank syariah dengan kapitaliasi terbesar di dunia.
Sebelumnya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyatakan negara akan melakukan penyertaan modal kepada BSI. Hal ini dilakukan untuk menjadikan bank syariah terbesar di Indonesia tersebut sebagai bank BUMN.
Ma'ruf menilai hal itu perlu dilakukan untuk memperkuat BSI sebagai bank hasil merger tiga bank syariah anak usaha Bank Mandiri (BMRI), BNI (BBNI), dan BRI (BBRI) tersebut. "Secara strategi bisnis, opsi ini harus menguntungkan perusahaan dan membawa maslahat bagi negara dan masyarakat," katanya melalui akun Twitter @Kiyai_MarufAmin.