Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Strategi Maybank Indonesia (BNII) Genjot Bisnis Kartu Kredit

Maybank Indonesia mencatat portofolio kartu kredit turun 2,9 persen secara tahunan. Perseroan meningkatkan kerja sama dengan platform e-commerce guna menggenjot bisnis tersebut.
Karyawan melintas di depan kantor cabang Maybank Indonesia, di Jakarta, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha
Karyawan melintas di depan kantor cabang Maybank Indonesia, di Jakarta, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) mencatat penurunan yang terjadi pada bisnis kartu kredit dan kredit tanpa agunan (KTA) dengan koreksi sebesar 2,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Penurunan tersebut membuat portofolio kartu kredit dan KTA perseroan menjadi Rp2,6 triliun pada Desember 2021, dari sebelumnya Rp2,7 triliun per Desember 2020. Namun, secara kuartalan, portofolio kartu kredit dan KTA Maybank Indonesia tetap tumbuh 3,2 persen.

“Sebenarnya kalau kita lihat secara total penggabungan, personal loan, dan kartu kredit memang mengalami sedikit benturan, tapi boleh dibilang juga cukup stabil, karena ini adalah kredit konsumtif yang tentunya nasabah juga berhati-hati dalam melakukan spending di pandemi seperti ini,” ujar Direktur Community Financial Services Maybank Indonesia Steffano Ridwan dalam Paparan Publik di Jakarta, Jumat (25/3/2022).

Sepanjang 2021, Steffano mengungkapkan perseroan memfokuskan kredit lebih mengarah kepada e-commerce dan kebutuhan belanja yang berhubungan dengan kebutuhan sehari-hari. Pasalnya, sebelumnya Maybank Indonesia banyak memfokuskan di sektor tour and travel.

“Tapi selama pandemi ini kita tidak bisa pergi juga. Jadi banyak memang program-program kartu kredit itu diarahkan untuk spending di e-commerce. Kami bekerja sama dengan platform-platform tertentu,” terangnya.

Adapun, untuk hari Raya Lebaran 2022, Maybank Indonesia berharap penggunaan kartu kredit akan meningkat.

“Kita berharap mulai Maret ini dan April ke depan, selama 2-3 bulan ke depan akan naik kembali kebutuhan-kebutuhan dasar. Tentunya itu kita harapkan akan naik,” harapnya.

Sementara itu, pertumbuhan untuk kartu kredit dan personal loan di 2022 diharapkan tumbuh sekitar 6 – 8 persen, di atas pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Secara keseluruhan, total kredit yang diberikan emiten bersandi BNII tersebut melambat 3,3 persen yoy menjadi Rp101,8 triliun, dari Rp105,2 triliun pada Desember 2020.

Selanjutnya, kredit perbankan global tumbuh 1,4 persen yoy menjadi Rp35 triliun. Sementara itu, kredit CFS menurun 5,6 persen yoy menjadi Rp66,8 triliun, namun KPR tumbuh 9,0 persen yoy menjadi Rp15,3 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper