Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan (multifinance dan leasing) telah menganggarkan belanja modal (capex) bernilai miliaran untuk memutakhirkan inisiatif digital besutannya selama era pandemi Covid-19.
Saat ini, di mana permintaan pembiayaan sudah berada dalam tren tak lagi sepi, segelintir leasing mengaku telah mulai memetik buah dari persiapannya memutakhirkan kapasitas teknologi informasi (TI).
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menilai sudah sewajarnya setiap leasing memperkuat inovasi digital untuk bertahan tetap kompetitif di tengah tren serba online seperti sekarang.
"Secara umum, semua pemain pasti mengarah ke digital, karena mengejar kecepatan proses, kecepatan pelayanan, dan sebagainya. Tapi semua tergantung strategi masing-masing, dan biasanya pemain besar yang sudah lebih siap," ujarnya kepada Bisnis, Senin (4/7/2022).
Suwandi menambahkan bahwa pemain yang berkomitmen untuk menjalankan aktivitas bisnis secara digital pun wajar apabila menyisihkan capex jumbo. Sebab, kendati digitalisasi bakal membawa efektivitas dan efisiensi bisnis, tetap ada potensi risiko dan konsekuensi tersendiri yang harus dipenuhi.
"Kalau punya rencana jadi serba digital, tentu ada pengorbanan dari sisi biaya. Seperti harus mulai membuat strategi bagaimana menjaga keamanan data, memperhatikan kapasitas infrastruktur, dan segala hal-hal lain dalam aturan manajemen risiko terkait teknologi informasi," tambahnya.
Baca Juga
Terlebih lagi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam POJK No. 4/2021 tentang Penerapan Manajemen Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank (LJKNB) yang terbit pada Maret 2021, pun telah mengamanatkan aturan main yang harus dipenuhi para pemain.
Aturan tersebut di antaranya, yaitu kewajiban memiliki Pusat Data dan pusat back up data di dalam negeri, membentuk komite pengarah TI, sampai upaya penanggulangan risiko yang berkaitan dengan keamanan data nasabah.
PT Mandiri Tunas Finance tercatat menjadi salah satu leasing yang meningkatkan capex untuk investasi terkait TI, tepatnya dari Rp30 miliar pada 2021 menjadi Rp50 miliar di tahun ini.
Direktur Sales & Distribusi MTF William Francis menjelaskan bahwa kendati kanal digital masih menyumbang porsi kecil dari seluruh pembiayaan baru, memutakhirkan kapasitas TI tetap menjadi keniscayaan. Sebab, upaya digitalisasi merupakan bagian dari strategi jangka panjang, yaitu upaya menjaring konsumen muda, serta berhubungan dengan integrasi dengan layanan digital milik induk usaha, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. alias BMRI.
"Pembiayaan secara digital ada kenaikan, tapi belum signifikan. Produk yang disasar dari kanal digital itu ada dua, yaitu produk kredit kendaraan bermotor, termasuk referral dari Bank Mandiri, serta produk pembiayaan multiguna kami yang bernama Cash Aja," ujarnya kepada Bisnis.
Sepanjang semester I/2022, pembiayaan baru MTF saat ini tercatat mencapai Rp12,8 triliun, naik 39 persen dari capaian yang sama tahun lalu senilai Rp9,2 triliun. Kanal digital tercatat baru menyumbang sekitar 5 persen dari total pembiayaan MTF.
Sementara itu, emiten pembiayaan PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) yang menggelontorkan capex Rp35 miliar untuk tahun ini, sebagian besar untuk platform besutannya bertajuk Mantis, mengaku mulai merasakan berkah positif.
Direktur Bisnis Mandala Multifinance Christel Lasmana menjelaskan Mantis kini telah bertransformasi menjadi platform multifungsi, di mana pengguna bisa turut menjadi agen penyalur produk pembiayaan MFIN. Inisiatif ini ternyata membuat lini bisnis pembiayaan multiguna makin moncer.
"Buktinya, pembiayaan multiguna yang diajukan melalui Mantis hingga Mei 2022 porsinya mencapai hampir 60 persen dari total pembiayaan multiguna Mandala Multifinance," ujarnya.
Sekadar informasi, Mantis bukan hanya bisa digunakan individu, tapi juga termasuk mitra dealer kendaraan MFIN, toko, warung, atau pelaku usaha mitra bisnis MFIN lain di seantero Indonesia. MFIN menawarkan komisi menarik bagi agen yang berhasil ikut menawarkan pembiayaan MFIN, baik itu kredit motor, multiguna, elektronik, furnitur, dan lain-lain.
Selain untuk menyalurkan pembiayaan, Mantis juga menyediakan Payment Point Online Banking (PPOB) yang dapat menjadi tambahan produk yang bisa ditawarkan pengguna selaku agen. Misalnya, pembayaran tagihan listrik pascabayar atau prabayar (token), PDAM, iuran BPJS Kesehatan, dan lain sebagainya.
Sedikit berbeda, perusahaan pembiayaan PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance/CNAF) menurunkan porsi capex tipis dari sekitar Rp50 miliar tahun lalu menjadi Rp45 miliar tahun ini, di mana 70 persen buat pengembangan dan investasi TI.
Presiden Direktur CIMB Niaga Finance Ristiawan Suherman sempat menjelaskan bahwa investasi capex paling signifikan telah terjadi pada periode 2019, ketika awal membangun platform CNAF Mobile dan sentralisasi proses bisnis secara digital.
Selain itu, beberapa inisiatif digital telah terealisasi pada tahun lalu, antara lain fitur straight to process (STP) yang memungkinkan debitur pilihan dengan riwayat baik bisa dilayani kurang dari satu jam, serta geo location verification yang digunakan sebagai pengganti survei lapangan untuk menilai debitur.
Saat ini, inisiatif digital terbaru tinggal memutakhirkan pameran mobil virtual CNAF Virtual Autoshow. Acara perdana bersama brand otomotif BMW telah terealisasi pada 27-31 Mei 2022.
"Acara kemarin tercatat berkontribusi hingga 20 persen dari kinerja pembiayaan khusus mobil baru CNAF selama Mei 2022. Kami akan mengeluarkan program lainnya untuk kami bawakan di acara virtual autoshow selanjutnya, termasuk perluasan atas ekspansi area, merek mobil, maupun beragam program menarik lainnya," jelasnya.
Terakhir, Direktur Utama PT Mandiri Utama Finance (MUF) Stanley Setia Atmadja mengungkapkan bahwa pengorbanan menggelontorkan capex untuk transformasi digital bertujuan mewujudkan efektivitas dan efisiensi kegiatan operasional bisnis, atau meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen.
Stanley menjelaskan, prioritas masing-masing multifinance dalam mempersiapkan investasi di sektor TI untuk digitalisasi cenderung berbeda-beda.
Menurutnya, ada yang langsung mengincar sisi proses bisnis, seperti otomasi proses persetujuan aplikasi kredit konsumen di internal perusahaan, tetapi tak jarang ada pula multifinance yang mampu merogoh kocek dalam, untuk akuisisi konsumen digital atau membuat aplikasi yang bisa memberikan layanan pembayaran cicilan.
MUF sendiri masih memfokuskan diri di event atau pameran digital dengan branding Online Autoshow (MOAS), termasuk kolaborasi bersama bank syariah pelat merah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) lewat pameran otomotif bertajuk BSI OTO SHOW.
Selain itu, MUF juga telah merealisasikan digital online assistant cerdas bertajuk MONA, yang memungkinkan konsumen atau calon konsumen untuk mendapatkan perkembangan terkini layanan MUF.
"Proyeksi capex kami di 2022 ini sekitar Rp30 miliar, di mana nilai terbesar dari capex tersebut untuk pengembangan dan pengadaan terkait TI, baik terkait dengan digitalisasi maupun nondigital," ungkapnya.