Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) masih optimistis kinerja laba-rugi pemain masih bisa lebih baik ketimbang tahun lalu, kendati tantangan dari potensi pelemahan daya beli masyarakat akibat kenaikan harga BBM.
Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno optimistis kinerja keuangan para pemain pada periode ini tak akan terlalu terdampak, karena kesempatan untuk berekspansi dan memulihkan kinerja seperti kondisi sebelum pandemi Covid-19 telah terbuka selama kurun waktu setahun belakangan.
"Kondisi industri sampai bulan Agustus, kinerja laba-rugi para pemain terbilang baik, terlihat terus bertumbuh. Kami optimistis masih sesuai dengan proyeksi yang ada, dengan nominal lebih baik ketimbang tahun lalu," ujarnya kepada Bisnis, Senin (12/9/2022).
Sebagai gambaran, berdasarkan statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juli 2022, akumulasi laba setelah pajak dari 157 perusahaan pembiayaan nilainya Rp10,1 triliun, tumbuh 33,7 persen (year-on-year/yoy) ketimbang periode sama tahun lalu senilai Rp7,55 triliun.
Apabila kondisi perekonomian nasional terjaga dan semua lini bisnis pembiayaan para pemain kompak bertumbuh, Suwandi masih optimistis kinerja laba-rugi para pemain masih bisa lebih baik ketimbang tutup buku Desember 2021 yang nilainya Rp15,29 triliun.
Bahkan, ada kemungkinan kinerja laba-rugi hampir setara capaian Desember 2019 senilai Rp18,1 triliun. Pasalnya, pada periode Juli 2019, kinerja laba-rugi secara kumulatif dari para pemain pun menginjak Rp10,65 triliun, tak terlalu jauh ketimbang kondisi terkini.
Baca Juga
Terlebih, tren peningkatan laba periode ini bukan lagi ditopang oleh efisiensi beban seperti tahun lalu, sebab total pendapatan operasional industri secara kumulatif pun telah tumbuh sekitar 8 persen yoy menjadi Rp57,39 triliun dari Rp52,71 triliun per Juli 2021.
Suwandi menyebut yang terpenting buat para pemain industri multifinance jelang akhir tahun ini, yaitu konsisten menjaga kualitas aset piutang pembiayaan agar kondisi keuangan terus berada dalam kondisi stabil.
Menurutnya, hanya pemain bermasalah yang akan kesulitan dalam menjaga kinerja laba-rugi pada sisa periode ini. Sementara pemain yang sudah membekali diri dengan pendanaan yang cukup, serta mempersiapkan strategi penjualan yang relevan, masih berkesempatan menambah pundi-pundi keuntungan.
"Barangkali dampak kenaikan harga BBM terhadap kinerja keuangan Industri pembiayaan baru akan dimulai sejak awal 2023. Kita belum bisa menduga akan seperti apa [proyeksi laba-rugi para pemain sepanjang 2023], tapi pasti akan ada pengaruh," tutupnya.