Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) tercatat mampu meningkatkan pendapatan bunga bersih secara signifikan pada kuartal III/2022, meski masih mengalami kerugian.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip pada Selasa (25/10/2022), Bank Neo Commerce membukukan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar Rp1,08 triliun. Perolehan ini melesat 351 persen secara tahunan.
Capaian tersebut ditopang oleh pendapatan bunga yang melejit 221 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp1,58 triliun. Peningkatan signifikan ini mampu menutupi kenaikan beban bunga yang juga meningkat 96 persen yoy menuju angka Rp493,24 miliar.
Pendapatan bunga tersebut ditopang oleh penyaluran kredit yang mencapai Rp8,9 triliun per kuartal III/2022, naik 131,77 persen yoy. Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) baik secara gross maupun net terjaga di level 1,88 persen serta 1,69 persen.
Adapun aset bank digital tersebut mencapai Rp15,9 triliun, naik 98,75 persen yoy. Dana pihak ketiga (DPK) ikut meningkat sebesar 88,9 persen pada September 2022 menjadi Rp12,6 triliun.
Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan mengatakan bahwa menuju usia yang hampir dua tahun sejak kehadiran aplikasi neobank, dan ditopang dengan kinerja positif yang berkelanjutan, BNC semakin menunjukkan eksistensinya sebagai solusi bagi kebutuhan nasabah.
“Kami berkomitmen untuk selalu memberikan layanan keuangan yang terbaik dengan terus menambah fitur-fitur dan produk-produk inovatif,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Di sisi lain, melesatnya pendapatan bunga bersih perseroan rupanya tidak mampu mengungkit kinerja laba dari emiten berkode saham BBYB ini. Hingga kuartal III/2022, Rugi bersih BBYB bengkak menjadi Rp601,2 miliar atau naik 127 persen yoy.
Rugi bersih yang dibukukan perseroan disebabkan oleh beban operasional yang mencapai Rp595,95 miliar atau naik 125 persen secara tahunan. Rugi ini didorong oleh melonjaknya kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment), dari posisi Rp29,91 miliar pada akhir September tahun lalu menjadi Rp652,97 miliar pada September 2022.
Sementara itu, beban tenaga kerja yang harus ditanggung BBYB juga meningkat 64 persen secara tahunan, diikuti dengan beban promosi yang membengkak 113 persen yoy. Adapun beban lainnya naik 198 persen yoy menjadi Rp891,2 miliar.
Dari pos ini, pendapatan berbasis komisi atau fee based income (FBI) naik 342,03 persen secara tahunan menjadi Rp254,14 miliar, diikuti dengan peningkatan pendapatan lainnya yang melonjak dari Rp2,1 miliar menuju Rp71,85 miliar pada kuartal III/2022.