Bisnis.com, JAKARTA – Ancaman resesi global membayangi pada 2023. Kendati demikian, perlindungan jangka panjang seperti asuransi tetap menjadi perencanaan keuangan jangka panjang yang tetap dibutuhkan.
Pasalnya, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu menilai bahwa resesi akan membuat masyarakat menjadi lebih berhati-hati.
“Terkait dengan kabar resesi di 2023, tidak dapat dipungkiri sedikit banyak akan membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam melakukan kegiatan ekonomi. Meskipun, kami berharap masyarakat tidak menjadi panik, mengingat perlindungan keuangan jangka panjang dalam masa seperti ini sangat dibutuhkan,” kata Togar kepada Bisnis, Kamis (3/11/2022).
Togar menyampaikan bahwa sampai dengan Juni 2022, perkembangan industri asuransi jiwa menunjukkan hasil yang positif. Pasalnya, ungkap Togar, pencapaian total tertanggung mengalami peningkatan sebesar 19,1 persen atau menjadi 73,9 juta orang.
“Peningkatan total tertanggung ini diperkirakan masih akan terus terjadi hingga akhir 2022, mengingat awareness masyarakat akan pentingnya asuransi jiwa semakin meningkat,” imbuhnya.
Sementara dari sisi pendapatan, Togar menilai dengan adanya shifting metode pembayaran premi oleh pemegang polis yang cenderung memilih pembayaran premi secara reguler, diperkirakan masih akan terjadi hingga akhir 2022 yang mengakibatkan pendapatan premi secara keseluruhan akan sedikit mengalami perlambatan.
Baca Juga
“Dari sisi pelaku bisnis, shifting yang terjadi saat ini merupakan berita yang baik. Karena pendapatan premi secara reguler sangat mendukung bisnis berkelanjutan jangka panjang bagi industri asuransi jiwa,” pungkasnya.