Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei UOB: Channel Digital Marketing jadi Solusi Pemasaran Andalan UKM

Usai pandemi melanda, platform e-commerce jadi solusi pemasaran favorit para pelaku UKM sepanjang tahun 2022.
(kiri ke kanan) Wholesale Banking Director UOB Indonesia Harapman Kasan, Head of Strategic Communications and Brand UOB Indonesia Maya Rizano, Analis Eksekutif Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia Yossy Yoswara, Sekretaris Jenderal Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Edy Misero, Business Banking Sales Lending Head Susi Riniwati serta dipandu oleh Redaktur Pelaksana Bisnis Indonesia Hendri T. Asworo (kanan bawah) dalam diskusi UOB media roundtable, Senin (28/11/2022)/Bisnis.
(kiri ke kanan) Wholesale Banking Director UOB Indonesia Harapman Kasan, Head of Strategic Communications and Brand UOB Indonesia Maya Rizano, Analis Eksekutif Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia Yossy Yoswara, Sekretaris Jenderal Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Edy Misero, Business Banking Sales Lending Head Susi Riniwati serta dipandu oleh Redaktur Pelaksana Bisnis Indonesia Hendri T. Asworo (kanan bawah) dalam diskusi UOB media roundtable, Senin (28/11/2022)/Bisnis.

Bisnis.com, JAKARTA - Dalam Survei Transformasi UKM di ASEAN 2022 yang diselenggarakan oleh PT Bank UOB Indonesia, platform Lokapasar dan Platform e-commerce jadi andalan para pelaku UKM tahun ini, usai pandemi melanda.

"Sekarang ini jalur penjualan yang dilakukan oleh para UKM beralih dari pasar tradisional ke lokapasar atau market place," terang Susi Riniwati selaku Senior Vice President, Business Banking Sales Lending Head UOB Indonesia, dalam agenda UOB Media Rountable, Senin (28/11/2022).

Dalam laporan yang dipaparkan, sebanyak 66 persen pelaku UKM menyatakan sektor lokapasar dan platform e-commerce menjadi saluran penjualan yang efektif dan efisien dalam menunjang operasional bisnis para pelaku UKM pasca pandemi melanda.

Selaras dengan hal tersebut, investasi dalam teknologi turut terpacu dan menjadi prioritas dengan pertumbuhan investasi meningkat sebesar 16 persen menjadi 66 persen dibanding tahun 2020.

"Sebanyak 66 persen responden meningkatkan biaya teknologi karena percaya dengan meningkatnya tekanan digitalisasi. Sebagian besar mereka yakin bahwa investasi di bidang digital adalah hal yang penting dan dapat membantu pertumbuhan bisnis mereka [pelaku UKM]," tambah susi.

Lebih rinci, investasi teknologi sendiri dibagi ke dalam empat area utama yakni pemasaran digital dan media sosial yang digunaka untuk mempromosikan produk dengan calon konsumen,proses operasional, teknologi dan pengelolaan jaringan serta penjualan dan jasa digital juga turut banjir investasi.

Dengan demikian, efisiensi bisnis akan terealisasi seiring banyaknya UKM yang menyadari bahwa teknologi memungkinkan ekspansi penjualan dan layanan digital.

"Dengan meningkatnya biaya untuk teknologi, 78 persen UKM berupaya mendorong efisiensi bisnis dengan fokus pada peningkatan arus kas" terang manajemen Bank UOB Indonesia.

Adapun, tantangan yang masih menjadi fokus tertinggi para pelaku UKM di Indonesia yakni mengenai biaya awal (modal) yang tinggi dengan torehan jawaban sebesar 66 persen lalu di posisi kedua yakni lingkungan peraturan yang tidak kondusif dengan 52 persen suara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Alifian Asmaaysi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper