Bisnis.com, JAKARTA - Dalam Survei Transformasi UKM di ASEAN 2022 yang diselenggarakan oleh PT Bank UOB Indonesia, platform Lokapasar dan Platform e-commerce jadi andalan para pelaku UKM tahun ini, usai pandemi melanda.
"Sekarang ini jalur penjualan yang dilakukan oleh para UKM beralih dari pasar tradisional ke lokapasar atau market place," terang Susi Riniwati selaku Senior Vice President, Business Banking Sales Lending Head UOB Indonesia, dalam agenda UOB Media Rountable, Senin (28/11/2022).
Dalam laporan yang dipaparkan, sebanyak 66 persen pelaku UKM menyatakan sektor lokapasar dan platform e-commerce menjadi saluran penjualan yang efektif dan efisien dalam menunjang operasional bisnis para pelaku UKM pasca pandemi melanda.
Selaras dengan hal tersebut, investasi dalam teknologi turut terpacu dan menjadi prioritas dengan pertumbuhan investasi meningkat sebesar 16 persen menjadi 66 persen dibanding tahun 2020.
"Sebanyak 66 persen responden meningkatkan biaya teknologi karena percaya dengan meningkatnya tekanan digitalisasi. Sebagian besar mereka yakin bahwa investasi di bidang digital adalah hal yang penting dan dapat membantu pertumbuhan bisnis mereka [pelaku UKM]," tambah susi.
Lebih rinci, investasi teknologi sendiri dibagi ke dalam empat area utama yakni pemasaran digital dan media sosial yang digunaka untuk mempromosikan produk dengan calon konsumen,proses operasional, teknologi dan pengelolaan jaringan serta penjualan dan jasa digital juga turut banjir investasi.
Baca Juga
Dengan demikian, efisiensi bisnis akan terealisasi seiring banyaknya UKM yang menyadari bahwa teknologi memungkinkan ekspansi penjualan dan layanan digital.
"Dengan meningkatnya biaya untuk teknologi, 78 persen UKM berupaya mendorong efisiensi bisnis dengan fokus pada peningkatan arus kas" terang manajemen Bank UOB Indonesia.
Adapun, tantangan yang masih menjadi fokus tertinggi para pelaku UKM di Indonesia yakni mengenai biaya awal (modal) yang tinggi dengan torehan jawaban sebesar 66 persen lalu di posisi kedua yakni lingkungan peraturan yang tidak kondusif dengan 52 persen suara.