Bisnis.com, JAKARTA — PT Modalku Finansial Indonesia (Modalku Finance), bagian dari Grup Modalku, menyalurkan pembiayaan sebesar 98 persen dari target penyaluran pembiayaan sepanjang 2022. Perusahaan juga mampu menjaga rasio non-performing financing (NPF) di level 0 persen.
Direktur Utama Modalku Finance Steven Gunawan menuturkan bahwa pertumbuhan angka penyaluran Modalku Finance didorong oleh berbagai fasilitas yang ditawarkan, di antaranya yaitu pembiayaan investasi dan pembiayaan modal kerja.
Hingga akhir 2022, komposisi penyaluran pembiayaan Modalku Finance didominasi oleh produk pembiayaan investasi dengan persentase sebesar lebih dari 71 persen jika dibandingkan dengan produk pembiayaan modal kerja.
“Produk pembiayaan investasi berhasil menembus target penyaluran pembiayaan yang ditetapkan, dengan persentase sebesar 104 persen,” kata Steven dalam keterangan tertulis, Selasa (2/5/2023).
Sementara itu, penyaluran pembiayaan dari produk pembiayaan modal kerja yang disalurkan Modalku Finance telah mencapai 86 persen dari target yang telah ditetapkan.
“Pencapaian ini juga tidak lepas dari kontribusi serta dukungan dari seluruh debitur Modalku Finance. Kinerja positif ini akan menjadi fondasi yang kuat bagi pertumbuhan Modalku Finance dan siap untuk menghadapi tantangan yang semakin beragam,” tuturnya.
Baca Juga
Sepanjang 2022, Modalku Finance telah menyalurkan pembiayaan ke sektor informasi dan komunikasi, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, dan sisanya berasal dari sektor aktivitas keuangan dan asuransi.
Lebih lanjut, Steven mengatakan Modalku Finance akan terus fokus untuk mencermati dinamika pasar dan menyesuaikan arah bisnis agar tetap tumbuh di tengah ketidakpastian serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG)
Steven menyatakan Modalku Finance akan terus menjalankan strategi dan pengambilan keputusan yang tepat dan bijak dengan tetap memperhatikan tingkat kesehatan perusahaan dan prinsip kehati-hatian.
“Kami juga akan terus mengkaji peluang penyaluran pembiayaan di berbagai sektor potensial dengan mempertimbangkan faktor risk appetite. Kami berharap tahun 2023 ini terjadi pertumbuhan kredit yang lebih signifikan dari tahun sebelumnya,” pungkasnya.