Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan porsi pendanaan financial technology peer-to-peer (fintech P2P) lending alias pinjaman online (pinjol) ke sektor produktif masih akan terus bertumbuh hingga akhir tahun.
Meski regulator optimis, data Statistik Fintech Lending edisi Juni 2023 menunjukkan tren penyaluran pinjaman pelaku pinjol ke sektor produktif kian menyusut. Pada Juni 2023 misalnya, porsi penyalurannya baru 35,80 persen atau Rp6,91 triliun dari total penyaluran pinjaman.
Direktur Pengawasan Financial Technology (Fintech) OJK Tris Yulianta pun tak menampik bahwa penyusutan itu terjadi lantaran adanya fluktuasi penyaluran pendanaan terhadap sektor produktif yang terus terjadi.
“Hal ini juga dikarenakan adanya kebutuhan konsumtif bagi masyarakat Indonesia yang masih relatif besar dan layanan P2P lending yang relatif mudah dijangkau,” ujar Tris kepada Bisnis, Selasa (1/8/2023).
Tris menyebut P2P lending hadir sebagai salah satu alternatif pembiayaan yang dapat digunakan oleh masyarakat yang ditujukan bagi sektor produktif, namun demikian beberapa produk juga dapat dimanfaatkan oleh sektor konsumtif.
“Kami melihat bahwa porsi konsumtif pada P2P lending masih akan relatif lebih besar hingga pada akhir 2023,” ujarnya.
Baca Juga
Kendati demikian, Tris menambahkan bahwa dengan berbagai upaya yang dilakukan, OJK melihat porsi pendanaan fintech P2P lending kepada sektor produktif masih dapat terus bertumbuh.
Tris menuturkan bahwa OJK terus mendorong agar penyaluran pendanaan kepada sektor produktif meningkat melalui berbagai upaya melalui inisiasi kerja sama dengan melibatkan asosiasi, pemerintah daerah, serta stakeholders lainnya.