Bank Neo Andalkan Produk Tabungan Neo Wow
Bank digital yang dikendalikan oleh Akulaku, PT Bank Neo Commerce Tbk. (BYBB) mencatat kenaikan dana murah sebesar 20,7 persen yoy dari yang sebelumnya Rp3,15 triliun menjadi Rp3,79 triliun pada semester I/2023.
Pjs Direktur Utama Bank Neo Commerce Aditya Windarwo menyebut hal ini seiring dengan pertumbuhan produk tabungan Neo Now sejumlah 45,84 persen dari Rp2,1 triliun pada Juni 2022 menjadi Rp3,06 triliun pada Juni 2023.
“Kami optimistis CASA BNC akan terus tumbuh yang dimotori oleh pertumbuhan produk tabungan Neo NOW yang stabil dari tahun ke tahun,” sebutnya pada Bisnis, Minggu (9/8/2023).
Menurutnya, dalam upaya memacu CASA, BNC terus melakukan edukasi dan promosi terkait produk-produk unggulan. Salah satunya, melalui produk tabungan Neo NOW, yang memberikan imbal balik optimal dan menawarkan fleksibilitas bagi masyarakat karena dapat ditarik kapan saja dan tanpa ada biaya admin.
Lebih lanjut, BNC juga turut menawarkan cash management dan payroll untuk nasabah korporasi. Sebagai tambahan, memasuki tahun ketiga setelah transformasi menjadi bank dengan layanan digital, Bank Neo menawarkan berbagai layanan transaksi untuk menarik lebih banyak nasabah.
“Mulai dari QRIS, VA Payment, dan Payment Point Online Bank [PPOB], sehingga dengan hal ini, pada akhirnya makin menarik minat masyarakat untuk melakukan transaksi secara rutin dan berkala,” ujar Aditya.
Secara total, Bank Neo meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp15,22 triliun pada semester I/2023. Komposisi deposito tercatat sebesar 75,06 persen, sedangkan sisanya merupakan CASA sebesar 24,94 persen.
Sebagai bank dengan layanan digital yang terafiliasi dengan Akulaku Group, perusahaan teknologi finansial dalam penyaluran kredit di sektor mikro dan menengah, BNC bekerja sama melalui partnership dan channeling serta penyaluran secara digital melalui aplikasi neobank.
Kerja sama itu mampu meningkatkan penyaluran total kredit sebesar Rp10,11 triliun pada Juni 2023, atau naik 43,57 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp7,04 triliun
Adapun, berdasarkan laporan keuangan BBYB mencatatkan penyusutan rugi bersih pada semester I/2023 menjadi Rp326,77 miliar. Capaian tersebut turun jauh 46,56 persen dibandingkan rugi bersih periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), yaitu Rp611,43 miliar.
Penyusutan kerugian bank didorong oleh peningkatan pesat pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) hingga 152,07 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp1,37 triliun.
Pertumbuhan pendapatan bunga bank didorong oleh kinerja margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang melesat 599 basis poin (bps) menjadi 16,15 persen pada Juni 2023 dari level 10,16 persen pada Juni 2022.
Besaran Bunga
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan masyarakat masih cenderung memilih bank konvensional besar atau menempatkan deposito di bank digital karena adanya tawaran yang menarik dari sisi bunga.
“Bank digital perlu mengambil langkah-langkah untuk menarik perhatian masyarakat agar mau menempatkan dana dalam bentuk CASA di bank digital,” sebutnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (3/8/2023).
Salah satu langkah yang dapat diambil oleh bank digital adalah memberikan insentif atau stimulus kepada nasabahnya.
“Contohnya, bank digital dapat mengadakan undian berhadiah atau berbagai promo belanja untuk menarik minat nasabah agar mau membuka rekening CASA di bank tersebut,” ujarnya.
Dirinya juga menyebut, tren kedepannya akan tetap sama apabila tidak ada perubahan. "Pasalnya, porsi deposito yang lebih tinggi, membuat biaya dananya makin mahal bagi bank digital dan harus ditutup dengan bunga yang lebih tinggi untuk penyaluran kredit," tutupnya.