Bisnis.com, JAKARTA — PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksi penerbitan surat utang di industri multifinance masih akan tetap tinggi di tengah kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) menjelang tahun politik atau Pemilu 2024.
Economic Research Division Pefindo Ahmad Nasrudin mengatakan proyeksi ini seiring dengan bisnis pembiayaan multifinance yang mampu tumbuh dua digit. Per Juli 2023 misalnya, pembiayaan multifinance tumbuh 16,22%, lebih tinggi dari dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
“Karena bisnis tumbuh solid, multifinance akhirnya meningkatkan pendanaan melalui surat utang. Sehingga, meski suku bunga tinggi, mereka masih bisa mengkompensasi kenaikan biaya dana dari keuntungan yang mereka peroleh dari peningkatan pembiayaan,” kata Ahmad kepada Bisnis, Minggu (29/10/2023).
Menurut Pefindo, selagi bisnis multifinance tetap bagus, maka penerbitan surat utang oleh industri ini akan tetap tinggi. Salah satu alasannya adalah karena surat utang menjadi sumber pendanaan utama multifinance selain pinjaman bank.
Selain itu, lanjut Ahmad, jika prospek bisnis tetap kuat, industri multifinance membutuhkan pendanaan tambahan.
"Industri multifinance juga membutuhkan pendanaan untuk me-refinancing surat utang yang jatuh tempo,” tambahnya.
Baca Juga
Sepanjang sembilan bulan pertama 2023, industri multifinance masih mendominasi penerbitan surat utang. Porsinya mencapai lebih dari seperempat dari total penerbitan surat utang yang mencapai Rp91,81 triliun, tepatnya 29,94%.
Pefindo mencatat penerbitan surat utang di industri multifinance mengalami pertumbuhan dua digit, yakni sebesar 20% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) pada September 2023. Posisinya naik dari Rp22,9 triliun menjadi Rp27,49 triliun.
Sementara itu, berdasarkan data per September 2023, industri multifinance memiliki Rp23,81 triliun surat utang yang akan jatuh tempo di tahun 2024. Surat utang jatuh tempo di industri multifinance mendominasi dari industri lainnya.
Secara keseluruhan industri, Pefindo mencatat surat utang jatuh tempo di 2024 mencapai Rp63,57 triliun. “Karena alasan ini, mereka perlu menerbitkan surat utang baru,” pungkas Ahmad.