Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) membalikkan kondisi rugi menjadi laba pada kuartal III/2023. Sejalan dengan kondisi tersebut, Bank Amar melaporkan dukungan permodalan yang kuat tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan, Bank Amar meraup laba bersih Rp162,17 miliar pada kuartal III/2023, berbalik dari kondisi rugi pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp172,86 miliar.
Presiden Direktur Bank Amar Vishal Tulsian mengatakan raupan laba bersih bank didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih dan pendapatan non-bunga yang konsisten.
Perseroan juga menjalankan pengelolaan biaya yang optimal. "Strategi penyaluran kredit yang lebih prudent juga turut berperan penting pada peningkatan profitabilitas," katanya dalam keterangan tertulis pada Selasa (7/11/2023).
Adapun, Senior Vice President Finance Bank Amar David Wirawan mengatakan seiring dengan raupan laba, Bank Amar juga mencatatkan posisi permodalan yang kuat. Tingkat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Amar pada kuartal III/2023 mencapai level 124,5%.
"CAR yang kuat ini dapat menjaga stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan, sekaligus memberi ruang untuk mendorong ekspansi pasar," ujar David.
Baca Juga
Menurutnya, dengan modal yang kuat, bank optimistis dapat terus meningkatkan volume penyaluran pinjaman yang lebih besar dengan tetap mengedepankan inovasi produk berbasis teknologi, serta terus mempertahankan asas kehati-hatian.
Posisi permodalan yang kuat ini ditopang oleh serangkaian aksi korporasi penambahan modal. Pada akhir tahun lalu misalnya, Bank Amar menggelar skema penawaran hak memesan efek terlebih dahulu (PHMETD II) atau right issue dengan akumulasi perolehan dana untuk modal inti sebesar Rp3,1 triliun. Pemegang saham pengendali, Tolaram Group turut menyerap banyak right issue Bank Amar.
Tahun ini, Tolaram juga agresif mencengkram kepemilikan di AMAR. Terbaru, Tolaram memborong 14,37 juta lembar saham di AMAR pada Oktober 2023.
Selain laba, Bank Amar telah mencatatkan peningkatan penyaluran kredit 15,42% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp2,47 triliun hingga periode sembilan bulan 2023. Aset bank pun terdongkrak 20% yoy menjadi Rp4,44 triliun pada kuartal III/2023.
Adapun, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) bank membaik dari 8,23% pada September 2022 menjadi 6,99% pada September 2023. NPL nett pun susut menjadi 1,56% dari periode yang sama tahun sebelumnya 2,43%.