Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dominasi BSI di Industri Bank Syariah Indonesia Terlalu Kuat, Ini Buktinya

Peta persaingan bank syariah di Indonesia saat ini dinilai tidak sehat karena terdapat satu bank, yaitu BSI, yang memiliki pangsa aset besar.
Gedung berlogo Bank Syariah Indonesia yang berada di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (31/1/2021).  Bisnis/Arief Hermawan P
Gedung berlogo Bank Syariah Indonesia yang berada di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (31/1/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Pangsa Pasar Bank Syariah

Selain mendorong pasar bank syariah yang lebih sehat, adanya pemain besar lainnya dinilai akan mendongkrak pangsa aset bank syariah yang masih kecil.

Berdasarkan laporan Perkembangan Keuangan Syariah Indonesia yang dirilis OJK, pangsa pasar bank syariah dibandingkan industri perbankan secara keseluruhan mencapai 7,09% pada 2022.

Sementara itu, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan pasar bank syariah di Indonesia memang masih terbuka lebar. Ekosistem syariah juga perlu dikembangkan. 

"Dengan hadirnya bank syariah besar baru maka akan meramaikan industri bank syariah di Indonesia," ujar Trioksa.

Sejalan dengan harapan OJK itu, terdapat bank yang menggalang aksi konsolidasi. Salah satu bank yakni BTN akan menjalankan spin off UUS mereka atau BTN Syariah menjadi BUS melalui langkah konsolidasi. Kabar terbaru, aksi konsolidasi berupa akuisisi BTN itu direncanakan dengan menyasar Bank Muamalat.

Corporate Secretary BTN Ramon Armando mengatakan terkait kabar akuisisi kepada Bank Muamalat, dalam 12 bulan mendatang BTN memang memiliki beberapa rencana aksi korporasi, salah satunya melakukan spin off UUS menjadi BUS.

Rencana aksi korporasi dimaksud telah tercantum pada rencana bisnis bank (RBB) dan aksi korporasi akan dipublikasikan setelah ada persetujuan dari regulator.

Saat ini BTN memang sedang mempersiapkan opsi untuk melakukan spin off UUS jadi BUS. Adapun, proses spin off terus berjalan dengan mengkaji opsi yang paling efisien, mudah dan cepat dilaksanakan. 

Opsi pertama yaitu akan mendirikan perusahaan baru atau meminta lisensi baru untuk BUS. Kemudian opsi kedua yaitu melakukan akuisisi bank syariah yang sudah ada.

"Untuk melaksanakan opsi kedua, perseroan sedang melakukan penjajakan dengan beberapa bank syariah yang ada dan terus berkomunikasi untuk mendapatkan penawaran terbaik," jawab Ramon di keterbukaan informasi pada Senin (13/11/2023).

Anggota himpunan bank milik negara (Himbara) itu memang berencana akan mengakuisisi BUS seiring dengan spin off UUS mereka BTN Syariah. BTN pun menjajaki sejumlah kemungkinan bank syariah mana yang akan diakusisi.

Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu sempat membeberkan pihaknya masih dalam proses evaluasi dan peninjauan mendalam (due diligence) terhadap beberapa bank yang dianggap sebagai calon potensial untuk diakuisisi. 

"Kan masih lihat-lihatan [calon bank], due diligence dulu. Begitu kan nggak gampang lah. Ada beberapa yang udah kita kontak. Ya, mudah-mudahan sebelum akhir tahun mengerucut lah [nama bank yang diakusisi]," ujarnya. 

Pada awal 2022 lalu, BTN juga sempat melirik anak usaha PT Bank Victoria International Tbk. (BVIC), yakni Bank Victoria Syariah untuk diakuisisi. Negosiasi dikabarkan sudah berjalan, tetapi kedua pihak gagal menemui kata sepakat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper