Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mengungkap penyebab pertumbuhan premi yang dibukukan industri asuransi umum dan reasuransi sebesar 20,97% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada November 2023.
Ketua AAUI Budi Herawan mengatakan raihan premi yang dibukukan industri dikontribusi dari peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui kredit usaha rakyat (KUR).
Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJKP), terhitung dari Januari—November 2023, Budi mengatakan akumulasi pendapatan premi di sektor asuransi mencapai Rp290,21 triliun.
“Kinerja asuransi umum, memang kalau kita lihat pertumbuhan 20% ini harus kita akui bahwa ini dikontribusi daripada small medium enterprise, yaitu peran dari UMKM melalui kredit usaha rakyat,” kata Budi dalam webinar LPPPI bertajuk ‘Tantangan & Peluang Bisnis Penjaminan, Asuransi, UMKM, serta Koperasi di Tahun Politik 2024’, Rabu (10/1/2024).
Budi menuturkan UMKM bisa memanfaatkan perlindungan berupa asuransi harta benda, tanggung gugat, kecelakaan diri, maupun asuransi kesehatan mikro.
Misalnya saja, Budi mengatakan bahwa PT BRI Asuransi Indonesia (BRI insurance) telah melindungi 10 juta UMKM per 23 November 2023.
Baca Juga
Lebih lanjut, Budi menambahkan dengan kontribusi UMKM terhadap PDB yang mencapai 60% menjadi sinyal positif untuk industri asuransi. Namun, dia menyoroti bahwa industri asuransi masih dihadapi tantangan, salah satunya dengan meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai perlindungan asuransi.
“Karena PR kita adalah menyampaikan informasi pentingnya perlindungan UMKM untuk keberlangsungan bisnis yang berdampak pada ketahanan ekonomi nasional,” ujarnya.
Adapun untuk tahun ini, AAUI memproyeksikan premi asuransi umum dapat tumbuh. Namun, asosiasi belum bisa menyampaikan secara detail premi mana yang akan berkontribusi pada tahun ini.
Sebelumnya, OJK mencatat akumulasi pendapatan premi sektor asuransi selama periode Januari sampai dengan November 2023 mencapai Rp290,21 triliun, atau naik 3,56% yoy.
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mengatakan akumulasi premi asuransi umum dan reasuransi tumbuh 20,97% yoy menjadi Rp129,33 triliun.
Dari sisi permodalan, OJK mencatat risk-based capital (RBC) industri asuransi umum dan reasuransi berada di level 348,97%, jauh di atas threshold sebesar 120%.