Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pembiayaan PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) mengungkap kenaikan suku bunga acuan dan pelemahan pasar otomotif pada awal tahun menjadi tantangan bagi perusahaan pembiayaan. Pasalnya, suku bunga tinggi mampu menekan daya beli masyarakat.
Melihat kondisi tersebut, Direktur Utama BRI Finance Wahyudi Darmawan mengungkapkan perseroan juga turut mengandalkan kerja sama melalui induk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. untuk melakukan efisiensi biaya dana (cost of fund).
“Kami antisipasinya adalah yang pertama tentu harus efisiensi dari sisi cost of fund. Nah, inisiatif dari joint financing dengan BRI. Ini adalah salah satu upaya kami untuk efisiensi cost of fund dan juga untuk menekan biaya-biaya lainnya seperti biaya operasional,” kata Wahyudi ditemui di Gedung BRI I, Jakarta Pusat, Rabu (3/7/2024).
Selain menekan biaya dana dan biaya operasional lainnya, Wahyudi mengatakan dengan antisipasi tersebut pihaknya berharap margin yang lebih bagus.
Selain itu, bisa menggarap potensi dari pasar captive BRI Group. Terlebih, pihaknya melihat bahwa potensi dari nasabah Bank BRI sangat besar. Dengan menargetkan nasabah Bank BRI juga mampu menekan angka kredit bermasalah di BRI Finance.
Untuk saat ini, porsi pembiayaan dari pasar captive pun masih belum signifikan sekitar di bawah 5%. Terbaru, BRI Finance dan BRI Group pun menggelar acara KKB BRI Joint Financing Exhibition di Kantor Pusat BRI, Jakarta. Acara tersebut menargetkan nasabah dan karyawan BRI Group.
Baca Juga
Melalui program tersebut, nasabah dan karyawan BRI Group di seluruh Indonesia dapat menikmati pembiayaan dengan bunga spesial untuk berbagai produk pembiayaan kendaraan.
Bunga yang ditawarkan untuk kendaraan mobil mulai dari 2,75% flat per tahun atau setara dengan 0,23% flat per bulan serta provisi mulai dari 0,5% dari total PH khusus untuk nasabah BRI dan karyawan BRI Group.
Selain pembiayaan mobil, BRI Finance juga menawarkan bunga yang menarik untuk pembiayaan sepeda motor. Bunga yang ditawarkan mulai dari 8,65% flat per tahun atau setara dengan 0,72% flat per bulan untuk menyasar kepada Karyawan BRI Group dan nasabah payroll BRI.
Wahyudi menyebut pihaknya pun akan memperluas program tersebut ke seluruh wilayah Indonesia untuk meningkatkan pembiayaan joint financing dengan induk.
“Dan nanti ke depan exhibition ini juga akan kita lakukan di seluruh Indonesia. Di cabang-cabangnya BRI Finance bekerjasama dengan Kanwil atau cabang dari BRI,” katanya.
Adapun Wahyudi menyebut pihaknya menargetkan pembiayaan joint financing dengan BRI Group mencapai Rp800 miliar sampai akhir tahun.
Angka tersebut sekitar 20% dari keseluruhan pembiayaan perusahaan. Pada 2024, BRI Finance menargetkan pembiayaan lebih dari Rp7 triliun yang mana 16,6% lebih tinggi apabila dibandingkan dengan Rp6 triliun pada 2023.