Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mega Syariah menargetkan laba Rp400 miliar hingga akhir 2024. Perseroan optimistis kinerja akan membaik pada semester II/2024, didorong oleh penurunan BI Rate ke level 6% serta berbagai inovasi produk, termasuk Syariah Card.
Direktur Utama Bank Mega Syariah Yuwono Waluyo mengatakan secara umum, bisnis perseroan masih terus tumbuh, meskipun kinerja pada semester I/2024 terlihat menurun.
“Kemarin semester I/2024 kita terlihat [kinerjanya] agak turun itu memang situasi global yang tidak cukup mendukung juga, tapi basis bisnis as usual kita tetap growing. Cuma memang ada himpitan, sehingga net interest margin kita jadi makin tipis,” ujarnya di Jakarta yang dikutip Sabtu (21/9/2024).
Alhasil, untuk mengatasi tekanan margin bunga bersih (NIM), bank pun mencari pendapatan berbasis komisi alias fee based income (FBI) dalam upaya mendulang cuan, salah satunya lewat Syariah Card.
Pasalnya, FBI memang kerap menjadi sumber pendapatan alternatif yang penting bagi perbankan. Hal ini lantaran, bank dapat mengandalkan layanan dan produk nonbunga untuk meningkatkan pendapatan mereka tanpa harus terpengaruh secara langsung oleh tingginya suku bunga acuan saat itu.
Dalam konteks Syariah Card, harapannya kartu tersebut dapat menambah basis nasabah, yang kemudian dapat dioptimalkan melalui strategi cross-selling produk lain.
Baca Juga
Di mana, nasabah yang menggunakan Syariah Card diharapkan juga membuka rekening tabungan untuk memudahkan transaksi. Dengan demikian, peningkatan tabungan tersebut akan mendongrak pertumbuhan dana pihak ketiga, khususnya di retail.
“Jadi, harapannya sampai nanti closing dari sisa bulan sampai dengan akhir tahun, kira-kira harusnya kita bisa closing dengan lebih baik dibanding tahun lalu,” ungkap Yuwono.
Sebagaimana diketahui, Bank Mega Syariah mencatatkan laba bersih mencapai Rp88,44 miliar pada semester I/2024. Capaian ini turun 36,01% (year-on-year/YoY) atau secara tahunan ketimbang perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp138,21 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, penurunan laba bank didorong oleh penyusutan pendapatan setelah distribusi bagi hasil 20,42% (YoY) menjadi Rp301,87 miliar per Juni 2024, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp379,3 miliar.
Apabila dirinci, pendapatan dari penyaluran dana ini turun 6,46% (YoY) menjadi Rp574,15 miliar dari Rp613,78 miliar. Lalu, bagi hasil untuk pemilik dana investasi pun membengkak sebesar 16,13% (YoY) menjadi Rp272,28 miliar.
Net operation margin (NOM) Bank Mega Syariah juga susut dari 2,06% pada Juni 2023 menjadi 1,44% pada Juni 2024.
Bank Mega Syariah juga mencatatkan penurunan pendapatan berbasis komisi atau fee based income 4,08% (YoY) menjadi Rp17,68 miliar. Lalu, pendapatan lainnya pun susut 4,61% (YoY) menjadi Rp22,03 miliar.
Alhasil, laba operasional kian tertekan dengan turun 36,56% (YoY) menjadi Rp110,38 miliar pada Juni 2024 dari sebelumnya Rp173,99 miliar pada Juni 2023.