Bisnis.com, JAKARTA – PT Asuransi Astra Buana meramal kinerja asuransi kendaraan sepanjang 2025 akan bergantung pada kondisi pasar otomotif.
Laurentius Iwan Pranoto, Head of PR Marcomm dan Event Asuransi Astra menjelaskan di dalam ekosistem pasar otomotif terdapat turunan industri lainnya, seperti pihak dealer, perusahaan pembiayaan atau leasing, serta industri asuransi yang menjual produk asuransi kendaraan.
"Industri otomotif jika melemah, maka yang terdampak pertama adalah dealer, lalu leasing. Bisa dicek dulu, setahu saya penjualan mobil 70% masih kredit, dan dampak berikutnya adalah asuransi," kata Iwan kepada Bisnis, Jumat (14/2/2025).
Menurut Iwan, biasanya pembelian asuransi ini sudah bundling dengan kredit kendaraan. Sementara bagi mereka yang membeli secara tunai, mereka dapat memilih untuk membeli produk asuransi untuk kendaraan mereka, yang menurut Iwan, tergantung pada literasi dan inklusi asuransi.
"Jadi jika hulunya [industri otomotif] terdampak, maka hilirnya [termasuk asuransi] juga kena," jelasnya.
Dengan kondisi ini, Iwan menjelaskan bahwa strategi yang dilakukan Asuransi Astra adalah menyediakan produk asuransi kendaraan yang kompetitif, memberikan layanan yang prima, dan operasional yang excellence.
Baca Juga
"Strategi ini dilakukan agar menjadi pilihan utama masyarakat untuk menjadikan Garda Oto sebagai mitra perlindungan berkendara," ungkapnya.
Untuk target tahun ini, Iwan belum bisa menjabarkan. Namun yang pasti, target Asuransi Astra di 2025 ini setidaknya dapat mempertahankan performa yang ada dan berharap bisa tumbuh selaras dengan industri.
Adapun berdasarkan laporan rencana bisnis perusahaan asuransi yang disampaikan kepada OJK, premi asuransi umum dan reasuransi pada 2025 diproyeksikan tumbuh mencapai 7-8% year on year (yoy). Seperti tren di 2024, industri asuransi umum diproyeksikan akan ditopang oleh asuransi kendaraan bermotor, asuransi harta benda, dan asuransi kredit.
Secara kinerja, premi asuransi umum dari lini usaha kendaraan bermotor hingga kuartal III/2024 lalu tumbuh tipis 0,9% yoy, atau sebesar Rp134 miliar menjadi Rp14,69 triliun.
Dari kondisi pasar otomotif, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menargetkan penjualan mobil tahun 2025 masih di bawah 1 juta unit, yakni 900.000 unit. Meski demikian, target ini lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun sebelumnya sebesar 865.723 unit.
Gaikindo mencatat, total penjualan mobil secara wholesales per Januari 2025 sebesar 61.843 unit atau turun 11,3% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 69.758 unit. Sementara itu, penjualan ritel juga turun 18,6% yoy menjadi 63.858 unit pada Januari 2025, dibandingkan 78.437 unit pada periode yang sama 2024