Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat hasil investasi industri asuransi jiwa dalam periode Januari-Maret 2025 mencapai Rp340 miliar. Angka tersebut terkoreksi cukup dalam dibanding hasil investasi periode kuartal I/2024 sebesar Rp12,32 triliun.
Simon Imanto, Ketua Bidang Keuangan, Permodalan, Investasi dan Pajak AAJI mengatakan kinerja negatif tersebut disebabkan oleh performa pasar saham yang jeblok. Untuk diketahui, porsi investasi saham dalam industri asuransi jiwa menempati urutan kedua paling besar.
"Pada kuartal I/2025, kinerja pasar modal mengalami tekanan signifikan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun sekitar 8% year-to-date, dari posisi 7.303,89 pada akhir Desember 2023 menjadi 6.510,62 di akhir Maret 2025. Gejolak ini menjadi salah satu faktor utama terkoreksinya hasil investasi industri asuransi jiwa," kata Simon kepada Bisnis, Selasa (10/6/2025).
Simon menjelaskan koreksi IHSG ini dipicu oleh berbagai faktor eksternal, termasuk meningkatnya ketidakpastian global. Menurutnya, sentimen negatif muncul akibat arah kebijakan The Federal Reserve (The Fed) yang menahan suku bunga tinggi lebih lama dari perkiraan, serta kebijakan proteksionis dari pemerintahan baru Amerika Serikat yang memicu ketegangan geopolitik dan tekanan terhadap pasar keuangan global.
Situasi tersebut juga menyebabkan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Dengan porsi investasi industri asuransi jiwa yang cukup besar pada instrumen pasar modal seperti saham dan reksa dana, fluktuasi tersebut selanjutnya memberikan tekanan terhadap kinerja portofolio investasi.
"Meski demikian, industri asuransi jiwa masih mampu mencatatkan hasil investasi positif sebesar Rp340 miliar. Hal ini menunjukkan efektivitas strategi diversifikasi aset dan manajemen risiko yang dijalankan oleh pelaku industri," ujarnya.
Baca Juga
Adapun portofolio investasi asuransi jiwa per kuartal I/2025 mayoritas ditempatkan pada Surat Berharga Negara (SBN) dengan nilai Rp214,23 triliun, atau tumbuh 12,9% YoY. Porsi terbesar kedua adalah pada saham dengan nilai Rp119,79 triliun, turun 19% YoY.
"Hingga akhir Maret 2025, nilai portofolio investasi [saham] industri asuransi jiwa tetap terjaga di angka Rp119,79 triliun. Ini mencerminkan optimisme industri terhadap pemulihan pasar saham serta komitmen untuk terus menopang stabilitas pasar keuangan nasional melalui penempatan dana jangka panjang di instrumen saham," pungkasnya.