Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Periode April hingga Awal Mei 2020, Suku Bunga Deposito Turun

Lembaga Penjaminan Simpanan memantau suku bunga deposito perbankan akan terus mengalami penurunan setelah kuartal I/2020.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kedua kiri) didampingi Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso (kiri), Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kanan), dan Ketua Dewan Komisiomer Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah memberikan pemaparan dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Rabu (22/1).Bisnis/Himawan L Nugraha
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kedua kiri) didampingi Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso (kiri), Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kanan), dan Ketua Dewan Komisiomer Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah memberikan pemaparan dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Rabu (22/1).Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA -- Lembaga Penjaminan Simpanan memantau suku bunga deposito perbankan akan terus mengalami penurunan setelah kuartal I/2020.

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah mengatakan suku bunga deposito rupiah selama kuartal I/2020 turun 28 basis poin menjadi 5,5%. Begitu juga dengan suku bunga valuta asing turun 1,01%. 

Menurutnya, kondisi suku bunga deposito perbankan terus mengalami penurunan di sepanjang pemantauan April dan awal Mei 2020 dan LPS juga telah menurunkan tingkat bunga penjaminan atau LPS rate sebesar 50 basis poin menjadi 5,75%. 

"Kelihatannya akan terus turun, LPS masih terus pantau situasi DPK, tren penurunan suku bunga dan likuiditas perbankan," katanya dalam live konferensi KSSK, Senin (11/5/2020).

Apalagi, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) mengalami perlambatan sejalan dengan melambatnya ekonomi. Secara tahunan, pada April 2020 DPK masih tumbuh 7,98%, melambat dibandingkan kenaikan DPK per Maret 2020 9,66% (yoy).

Apabila bila dibandingkan dengan Februari 2020, realisasi DPK masih menunjukkan pertumbuhan tinggi karena realisasi pada bulan tersebut jauh lebih rendah yakni hanya tumbuh 7,71% (yoy).

Pada April 2020, giro juga mengelami pertumbuhan yang melambat menjadi sebesar 9,78% (yoy). Faktor penyebab pelambatan itu diperkirakan akibat pembayaran utang  pokok deviden dan pajak yang sedikit mundur. "Kepercayaan masyarakat masih tinggi dalam mempercayakan dana mereka di perbankan," katanya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper